pangeranbulan 🌙
SUARA TERIAKAN dari dapur mengundang perhatian Seokjin dan Wonju. Mereka berdua buru-buru ke dapur untuk melihat apa yang terjadi di sana.
Mereka begitu terkejut saat melihat Suny yang sedang dijambak rambutnya oleh mama mereka. Dengan sigap Wonju dan Seokjin melerai mamanya dan Suny.
"Mama kenapa lakuin ini ke Suny?" tanya Seokjin prihatin dengan keadaan cewek itu. Rambutnya berantakan karena dijambak oleh mamanya.
"Dia itu simpenan papa kalian Seokjin. Pantas dia diperlakuin seperti itu!" seru Lena pada putranya masih kesal pada Suny.
"Mama dia bukan simpanan papa. Dia anak pembantu di sini, namanya Suny. Kenapa Mama asal nuduh dia? Liat sampai begitu dia Mama buat. " jelas Wonju membuat Lena kini mereda emosinya.
"Suny maafin sikap Mama ya. Kamu jadi sampai kayak gini." Seokjin membantu merapikan rambut Suny yang berantakan.
Suny hanya balas mengangguk kecil menatap wajah nyonya besar dan wanita itu terlihat merasa sangat bersalah padanya. Untung saja pikir Suny, Seokjin dan kak Wonju datang melerai mereka.
Lena mendekati Suny lalu memeluk gadis itu. Dia benar-benar menyesal atas perbuatan yang dia lakukan pada Suny. Dia terlalu terbawa emosi atas situasi yang menimpa keluarganya.
"Maafin tante ya. Tante sudah asal nuduh kamu," ucap Lena tulus mengusap lembut kepala Suny.
"Iya Nyonya besar. Maaf juga kalau aku teriak sama Nyonya tadi." Suny balas merangkul tubuh wanita itu.
Setelah semua selesai dengan damai di antara Suny dan mamanya Seokjin. Mereka mengobrol di ruang tengah. Mamanya Seokjin bertanya tentang banyak hal pada Suny.
Wanita itu baru tahu kalau Suny dan Seokjin satu sekolahan. Dia sedikit terkejut mengetahui fakta bahwa mantan suaminya yang membiayai sekolah gadis itu. Ada juga hal baik yang pria itu lakukan rupanya.
Seokjin juga banyak menceritakan tentang Suny. Tentang gadis itu yang telah menjadi temannya sejak kepergiaan mamanya. Juga tentang Suny yang mengurus cowok itu tertutama membantunya belajar.
Mengetahui hal itu membuat Lena sangat berterima kasih pada Suny. Dia senang ada yang mengurus Seokjin setelah kepergiannya. Dia sebenarnya terus memikirkan bagaimana keadaan kedua putranya. Terutama Seokjin yang masih kecil waktu itu.
Semua obrolan menyenangkan saat itu berakhir ketika Eosi datang. Keadaan menjadi tegang seketika. Suny merasa dia harus pergi karena mungkin ada sesuatu yang keluarga itu perlu bicarakan.
Dia ijin pamit ke kamarnya dan ibunya lalu pergi meninggalkan ruang tengah yang sedang dalam keadaan tegang itu. Suny harap tidak ada hal buruk yang akan terjadi pada keluarga itu.
Dia bersyukur karena pada akhirnya nyonya besar kembali ke rumah ini. Dia senang karena Seokjin dapat bertemu dengan mamanya kembali setelah beberapa tahun lamanya tidak bersama.
Ketika memasuki kamarnya Suny melihat pada ikannya. Dia baru sadar tidak memberi makan ikan hias itu kemarin sore. Buru-buru dia mengecek keadaan ikan itu.
Suny heran saat melihat masih tersisa pelet ikan di dalam aquarium ikan itu. Sepertinya ada yang memberinya makan? Apa benar dugaannya kalau Seokjin yang memberi makan itu termasuk saat dia sedang sakit kemarin?
Suny tersenyum manis menatap ikan hias itu. Kalau memang benar begitu adanya, ternyata Seokjin tetap peduli padanya bahkan pada hal yang berhubungan tentang dirinya.
Tadi dalam perjalanan juga pak sopir cerita kalau kemarin saat dia tidak pulang dan menginap di rumah temannya Seokjin menunggunya sampai malam. Saat mendengar itu Suny merasa bersalah pada cowok itu.
Tidak hanya itu, Suny juga sudah berpikiran buruk kalau Seokjin yang membocorkan kebenaran tentang statusnya sebagai anak pembantu di rumahnya.
Suny menyesal telah menuduh Seokjin seperti itu. Tapi kalau bukan Seokjin siapa pikirnya? Siapa orang yang mau menjatuhkanya dengan menyebarkan fakta tentang dirinya?
♡♡♡Malamnya Suny harus menerima omelan dari ibunya karena kejadian tadi siang. Manda sudah mengingatkan tentang keadaan di rumah ini putrinya itu masih saja gegabah.
Suny menjelaskan kalau dia sudah masuk dari pintu belakang. Justru karena itu dia bertemu dengan nyonya besar dengan keadaan Suny yang masuk seperti mengendap-endap.
Ibunya masih tetap menyalahkan Suny. Karena seharusnya cewek itu bisa menjelaskan tentang statusnya di rumah ini dengan begitu nyonya besar tidak akan berbuat seperti itu.
Tapi Suny beralasan jika nyonya besar langsung marah padanya dan menjambak rambutnya tanpa memberinya waktu untuk menjelaskan tentang dirinya.
Manda akhirnya hanya bisa memeluk putrinya iba. Dia tidak seharusnya menyalahkan Suny karena ini dari awal bukan salah putrinya. Dia yang mengajak Suny untuk tinggal di sini.
Jika sudah waktunya nanti, dia akan mengajak putrinya pergi. Jika tabungannya sudah cukup. Untuk sekarang dia harus bertahan bekerja di rumah ini. Lagipula Suny masih belum menyelesaikan sekolahnya.
Dalam pelukan ibunya Suny dapat merasakan kalau ibunya sedang terisak menangis di atas puncak kepalanya. Sesekali ibunya mengelus rambutnya lembut.
"Maafin ibu yang bikin kamu ngerasain ini semua Suny. Kalau saja kamu tinggal bersama ayahmu kamu pasti----" ucapan Manda terhenti saat tiba-tiba putrinya menjauhkan badannya dan menatap padanya tidak senang.
"Ibu jangan bahas tentang itu lagi. Ayah gak pernah peduli sama ibu dan aku. Jadi kita juga gak perlu peduli sama ayah."
Manda hanya balas mengangguk pelan sembari mengusap lembut wajah Suny. Dia mengerti putrinya masih belum bisa memaafkan ayahnya.
Manda jadi teringat kejadian tadi siang saat dia tidak sengaja melihat mantan suaminya di perjalanan. Waktu itu dia senang menunggu bus. Dan dia melihat mantan suaminya dengan seorang wanita mengendarai mobil terbuka.
Terakhir dia mendapat kabar kalau mantan suaminya pergi ke luar negeri beberapa tahun yang silam. Dan tadi siang Manda akhirnya kembali melihat wajah mantan suaminya.
Dia sedikit kecewa pada mantan suaminya. Disaat Manda belum bisa melupakan pria itu dan masih sendiri sampai saat ini agar fokus mengurus Suny mantan suaminya justru sudah punya pasangan baru lagi.
Tapi Manda baru menyadari satu hal, ini sudah beberapa tahun lamanya sejak mereka berpisah dan wajar kalau pria itu sudah punya pasangan lain.
Di sini yang tidak wajar adalah dirinya. Masih saja tidak bisa melupakan mantan suaminya dan masih berharap untuk kembali bersama. Tidak peduli betapa jahatnya pria itu dulu padanya.
Setiap kali melihat wajah Suny dia seperti melihat wajah mantan suaminya. Bagaimana bisa dulu pria itu menuduh Suny bukan anak kandungnya?
Saat sedang menyapu halaman depan rumah pagi itu. Manda tidak menyangka akan melihat orang itu lagi. Mantan suaminya yang kemarin dia lihat.
Kenapa mantan suaminya ada di rumah ini? Dia melihat mantan suaminya sedang menjemput wanita yang kemarin datang ke sini.
Sekarang Manda baru menyadari kalau wanita yang dia lihat bersama mantan suaminya kemarin adalah nyonya besar. Manda meremas kuat pegangan sapu itu.
Matanya berkaca-kaca menatap pada dua orang itu. Sebelum akhirnya pecah juga dan buliran air mata membahasahi pipinya.
Tanpa diduga mantan suaminya melihat ke arahnya. Pria itu terlihat terkejut melihat Manda di sana. Apa yang dilakukan mantan istrinya di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...