22 [TAMAT]

341 38 29
                                    

Tidak Melihat Lagi

"IBU BARU pulang?" sambut Yoosun ketika ibunya masuk ke dalam apartemen.

"Iya pekerjaan ibu sangat banyak sekali hari ini. Nenekmu dimana?" sahut Suny menghampiri putranya itu.

"Nenek sudah pulang selesai menyiapkan makan malam," jelas Yoosun seraya mengajak ibunya pergi ke dapur.

"Kamu sendiri sudah makan atau belum?" tanya Suny mengusap puncak kepala putranya gemas.

"Aku sengaja menunggu Ibu pulang, supaya bisa makan malam bersama."

"Anak baik. Lain kali jika kamu lapar duluan saja makannya. Nanti kalau kamu menahan lapar tidak baik untuk kesehatanmu," nasehat Suny seraya mempersiapkan makan malam untuk mereka berdua.

"Baiklah jika Ibu bilang begitu. Ngomong-ngomong aku ingin menunjukan sesuatu pada Ibu."

"Menunjukan apa?" tanya Suny penasaran dan Yoosun pun pergi ke kamarnya lalu kembali lagi ke dapur dengan membawa sebuah buku gambar.

"Tadi kami mendapat pelajaran menggambar. Guru bilang kami harus menggambar anggota keluarga. Ibu mau melihat hasil gambaranku?" tutur Yoosun bersemangat mendekati ibunya.

"Mana sini ibu lihat," sambut Suny menerima buku gambar milik putranya.

Di sana terlihat sebuah gambar dirinya dan Yoosun yang sedang berpegangan tangan berjalan di indahnya taman. Sebuah senyuman manis terukir di bibirnya kala melihat gambaran itu.

"Bagus, kamu berbakat juga ternyata dalam hal menggambar. Nanti akan kita pajang ini di kamarmu," puji Suny memandang senang buku gambar itu.

"Tapi aku sedih Bu," ucap Yoosun memajukan bibirnya dengan raut wajah tidak bersemangat.

"Sedih kenapa memangnya?"

"Semua teman sekelasku menggambar ayah mereka. Tapi aku tidak bisa menggambarnya juga karena aku tidak pernah melihat bagaimana wajah ayah. Aku merasa ada yang kurang pada gambaranku."

Suny terkejut mendengar hal itu dari putranya. Buru-buru dia memeluk Yoosun seraya mengusap punggung putranya itu. "Ibu akan menjadi ayah, ibu dan sekaligus temanmu. Jadi kamu tidak perlu merasa kekurangan apapun."

Yoosun balas mengangguk kecil. "Tapi apa boleh sekali saja aku melihat wajah ayah?"

"Hmm. Tapi sepertinya kamu tidak bisa bertemu dengannya langsung. Ayahmu orang yang sangat sibuk jadi susah untuk diajak bertemu. Bagaimana kalau kamu lihat fotonya saja?"

"Iya tidak apa-apa Bu. Mana foto ayah?" balas Yoosun yang kembali bersemangat. Akhirnya dia bisa melihat wajah ayahnya dan dapat menambahkan ke dalam buku gambar miliknya.

Suny mengecek handphonenya lalu mencari foto Seokjin dari informasi perusahaan tempat dimana pria itu sekarang bekerja. Ketika menemukan foto itu Suny sedikit menelan ludahnya.

Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak melihat wajah Seokjin kembali. Dia jadi mengingat semua rasa sakit yang pria itu berikan padanya. Dia juga sebenarnya sangat merindukan sosok pria itu.

"Ini foto ayahmu. Wajahmu benar-benar mirip dengannya Yoosun," kekeh Suny mencubit gemas pipi putranya.

Yoosun terlihat memandang kagum pada foto itu. Ini pertama kalinya dia melihat wajah ayahnya. Sebuah senyuman bahagia terukir di wajah manisnya.

My Prince Friend - Kim Seokjin BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang