My Prince Friend
TADI MALAM saat Wonju membicarakan tentang kedatangan mamanya ke Korea, tiba-tiba papanya datang ke kamar Seokjin.
Eosi terlihat sangat marah pada Wonju dan menyuruhnya untuk datang ke ruang kerjanya. Seokjin tidak tahu apa yang mereka bicarakan tapi setelah itu Wonju datang kembali ke kamarnya.
Wonju mengajak Seokjin untuk pergi malam itu juga. Saat Seokjin ingin bertanya pergi kemana. Wonju tidak menjelaskan apa-apa intinya dia harus ikut dengannya.
Ternyata Wonju mengajak adiknya pergi ke apartemen pribadinya. Karena sudah bekerja Wonju membeli apartement itu jika sedang malas pulang ke rumah.
Hubungannya dengan papanya tidak terlalu baik semenjak kepergian mamanya beberapa tahun yang lalu. Apalagi jarak rumah mereka cukup jauh dari kantornya.
"Kenapa ajak aku ke sini, Kak?" tanya Seokjin ketika masuk apartemen milik Wonju.
"Besok kita berdua akan bertemu dengan Mama," jelas Wonju sembari melonggarkan dasinya.
Seketika sekujur tubuh Seokjin membatu. Dia melihat pada Wonju yang kini sudah duduk di kursi sofa. Wonju menatap pada Seokjin yang sedari tadi hanya diam. Adiknya terlihat memikirkan sesuatu.
"Apa maksudmu? Bertemu dengan mama?" Seokjin balas menatap tidak percaya pada Wonju.
"Mama sendiri yang menghubungiku. Dia bilang ingin bertemu dengan kita berdua."
"Apa ada yang ingin mama katakan? Atau menjelaskan tentang kejadian beberapa tahun yang lalu? Tentang kenapa mama pergi bersama pria itu?"
"Sebaiknya kamu duduk dulu. Tenangkan dirimu," saran Wonju pada adiknya yang terlihat mendadak cemas.
Seokjin menuruti apa kata Wonju dan memilih duduk di sofa. Sementara Wonju beranjak menuju kulkas dan mengambil minuman kaleng.
"Minum dulu," tawar Wonju memberikan satu kaleng minuman pada Seokjin.
Seokjin membuka penutup kaleng minuman itu lalu meneguk isinya. Dia meletakan kaleng minuman itu di atas meja mencoba menenangkan dirinya.
Wonju belum meminum kaleng minuman miliknya. Dia hanya memainkan kaleng minuman itu dengan kedua telapak tanganya sembari memerhatikan dengan tatapan kosong pada kaleng minuman itu.
"Aku juga tidak tahu apa yang akan mama katakan. Mama hanya bilang ingin bertemu dengan kita berdua," ucap Wonju menatap adiknya.
"Aku sama sepertimu Seokjin. Aku juga cemas sekaligus penasaran tentang apa yang akan mama sampaikan pada kita berdua. Beberapa tahun yang lalu saat kejadian Mama pergi meninggalkan rumah. Meski diberitahu oleh papa tentang mama yang akan pergi dengan pria itu. Aku juga tidak tahu alasan pasti kenapa mama pergi dari rumah.
Papa hanya mengatakan kalau mama selingkuh dan memilih pergi dengan pria itu. Saat itu mama sudah mengajakku untuk ikut bersama denganya dan akan menunggu di rumah. Aku bingung dan juga takut kemudian memilih diam di sekolah tidak pulang hari itu." Wonju meremas-remas kuat kaleng minuman di tanganya hingga sedikit berubah bentuk.
Seokjin terdiam mendengar cerita dari Kak Wonju. Ternyata kakaknya juga merasakan hal yang sama sepertinya. Kejadian itu benar-benar merubah keadaan keluarga mereka.
"Jadi apa Kakak akan menemui mama? Kapan dia mengajak untuk bertemu?" tanya Seokjin pada akhirnya.
"Aku juga ragu dan cemas tapi aku tidak bisa menolak permintaan mama. Lagipula ini adalah kesempatan kita untuk menanyakan pertanyaan yang selama ini kita berdua pertanyakan. Tentang alasan kepergian mama," tutur Wonju menatap dalam pada adiknya.
"Kalau begitu aku juga akan ikut." Seokjin meremas kedua lututnya dengan telapak tangan.
♡♡♡
Pagi ini Suny pergi ke sekolah sendirian. Meski tanpa Seokjin dia tetap diantar dengan menggunakan mobil. Saat dalam perjalanan Suny menatap pada kursi mobil di sampingya. Di sana biasa Seokjin duduk.
Biasanya dalam perjalanan Seokjin akan banyak bercerita tentang kegiatannya. Baik itu tentang game yang dia mainkan ataupun tentang keseharianya di sekolah.
Meski satu sekolah mereka beda kelas. Karena Suny yang jenius kata Seokjin. Jadi Suny masuk kelas unggulan. Sedangkan Seokjin yah dia biasa-biasa saja. Jadi berada di kelas yang biasa saja.
Di sekolah juga mereka berdua jarang berinteraksi. Kadang kalau kebetulan bertemu saat jam istirahat saja. Seokjin akan mengajak Suny ke kantin bersama atau mengikuti Suny ke perpustakaan.
Benar kata orang-orang mereka seperti adik dan kakak. Kalau diperhatikan juga wajah mereka sedikit mirip. Seokjin juga ketika ada murid di sekolah menganggu Suny. Dia akan membela Suny. Benar-benar seperti kakak yang sebenarnya.
Kenyataan itu sebenarnya juga membuat Suny patah semangat. Dari dulu dia menyimpan rahasia di hati kecilnya. Tentang perasaanya pada Seokjin.
Awalnya Suny menganggap Seokjin seperti temanya sendiri. Mereka bermain bersama, belajar bersama. Suny mengalihkan kesedihan yang di alami oleh Seokjin karena di tinggal oleh Mamanya.
Tapi lama-kelamaan perasaan itu tumbuh di dalam hati Suny. Dia sempat menyangkal dan berpikir itu karena ikatan persahabatan mereka yang semakin kuat.
Pada akhirnya Suny menyadari dan mengakui perasaanya itu seiring dengan semakin dewasanya mereka. Suny sebenarnya tidak kuat dengan perlakuan Seokjin yang kadang mengusap kepalanya, tersenyum manis padanya, mencubit pipinya karena gemas padanya.
Mungkin Seokjin berpikir itu hal yang biasa karena kedekatan mereka. Tapi Suny menganggap itu hal yang sangat besar. Bagaimanapun dia masih seorang gadis remaja seperti gadis-gadis kebanyakan.
Tidak hanya cewek-cewek di sekolah yang mengagumi Seokjin sampai-sampai meminta bantuan Suny seperti cewek kemarin. Tapi Suny juga diam-diam mengagumi cowok itu.
Keuntungan bagi Suny karena dapat bertemu dan dekat dengan Seokjin. Setiap pagi saat membangunkan cowok itu. Suny tidak akan bosan melihat wajah Seokjin yang tampan masih tertidur pulas.
Semakin bergantinya hari Suny rasa cowok itu semakin bertambah tampan. Memikirkan itu membuat Suny senyum-senyum sendiri sampai tidak sadar sudah berada di gerbang sekolah.
"Suny, sudah sampai. Kenapa masih bengong begitu?" seru pak sopir dari bangku kemudi.
Suny mengerjapkan matanya kaget. Sepertinya dia terlalu asik memikirkan Seokjin. "Terima kasih ya Pak," pamit Suny beranjak keluar dari mobil itu.
Mobil yang mengantarnya itu pun perlahan beranjak pergi. Tiba-tiba dia di kagetkan dengan suara seseorang.
"Seokjin dimana? Tidak sekolah ya?"
Sontak Suny menoleh ke belakang ternyata cewek yang kemarin. Tidak ada menyerahnya cewek itu menerornya perihal Seokjin.
"Kamu mengagetkanku saja!" sungut Suny mengelus dadanya.
Cewek itu hanya balas tertawa kecil. "Seokjin dimana?" tanyanya dengan kedua alis terangkat.
"Aku tidak tahu," balas Suny segera beranjak pergi meninggalkan cewek itu.
"Hei jawab dulu pertanyaanku!" Cewek itu berlari kecil membuntuti langkah kaki Suny yang memasuki area sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Friend - Kim Seokjin BTS
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...