48. Perhatian Alea

134 10 0
                                    

"Cin, boleh kakak masuk?" Tanya Panji saat mengetuk pintu kamar Cindy.

"Masuk." Jawab Cindy dari dalam kamarnya.

Panji menghampiri Cindy yang bersandar di kepala ranjang, Panji duduk di bibir ranjang Cindy.

"Maafin Kakak soal gosip yang kamu dengar antara Kakak dan Alea."

"Iya kak. Aku akan selalu nerima permohonan maaf kakak, karena memang aku yang salah. Aku salah karena pernah ninggalin kakak sehingga kakak terpikat oleh Alea." Ucap Cindy.

"Terimakasih sayang."

"Cindy boleh tanya?"

"Apa?"

"Siapa yang lebih kakak cintai? Aku atau Alea?"

Panji terdiam mendengar pertanyaan Cindy, dia sendiri bingung, siapa yang lebih dicintainya. Dia mencintai keduanya. Egois memang, tapi itulah kenyataannya.

"Kalian." Akhirnya Panji menjawab dan terlihat kekecewaan di wajah Cindy.

"Kakak Egois. Tapi terimakasih karena masih mencintai Cindy. Cindy akan buat kakak lebih mencintai Cindy." Tekad Cindy.

***

Alea pov

Hari ini Virzu sudah boleh pulang, aku menemaninya pulang ke apart bersama Om Azzam. Sesampai di apartemen Virzu, sudah ada Tante Rahma dan juga Aryo. Tante Rahma mengajak kami untuk makan siang bersama.

Dimeja makan sudah ada sayur lodeh, pepes tongkol dan juga bakwan udang serta sambel. Mereka makan dengan diiringi canda tawa.

"Lho, Alea kenapa bakwannya gak di makan?" Tanya Om Azzam

Sebelum aku menjawab, ternyata Virzu lebih dulu menjawabnya.

"Alea alergi Udang, Pa."

"Kamu inget?" Tanyaku.

"Ga tau. Tiba-tiba aja aku bilang kayak gitu. Emang kamu alergi udang?" Tanya Virzu.

"Iya, dulu kamu pernah masakin aku sama kayak gini."

"Masa sih?" Tanya tante Rahma

"Iya tante. Aku juga kaget dia masak buat aku. Katanya suamiable banget." Jawabku sambil tersenyum mengingat moment kami.

"Ceritain dong." Pinta Virzu.

Aku pun menceritakan semua moment yang terjadi saat itu, termasuk pengakuan Virzu soal kebohongannya yang membuat aku menerima dia sebagai pacarku beneran.

"Bucin amat lo, Bang." Ledek Aryo

"Anak ibu bucin ternyata." Ucap tante Rahma dan Om Azzam hanya tersenyum.

"Terserah." Virzu mencebikkan bibirnya.

Selesai makan siang, aku membereskan piring kotor sisa kami makan meskipun sudah di larang oleh Tante Rahma.

"Tante dan Om istrahat aja. Tante juga capek kan tadi udah masak. Biar Alea aja."

"Ya udah kalo gitu tante istrahat dikamar aja deh."

"Iya tante. Siap."

Tante Rahma pergi meninggalkan kami. Sedangkan Om Azzam menonton TV bersama Aryo. Hanya Virzu yang tersisa, dia masih duduk di kursi makan sambil terus memandangiku yang sedang mencuci piring.

"Kalo kamu mandangin aku kayak gitu, aku malu, Izu." Aku menghentikan aktifitasku membilas piring tanpa menoleh ke arahnya. Jujur aku malu saat dia menatapku intens seperti ini.

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang