43. Virzu kecelakaan

111 10 0
                                    

Libur ujian sudah di mulai hari ini. Sesuai rencana, Alea berencana untuk liburan di rumah nenek Virzu yang ada di Bandung. Saat ini Alea sudah siap dengan barang bawaannya. Dia hanya menunggu kedatangan Virzu untuk menjemputnya.

"Lo beneran gak pulkam Al? Vony aja udah pulang dari semalem." Ucap Maya yang sudah siap dengan barang bawaannya. Dia juga akan pulang hari ini.

"Nggak. Gue mau liburan ke Bandung ama keluarga Virzu."

"Cie cie yang mau liburan ama camer." Goda Maya.

"Pendekatanlah." Alea tersenyum malu.

"Ya udah deh, gue duluan. Iqbal udah di bawah."

"Iqbal? Kalian udah jadian?" Pekik Alea tidak percaya.

Maya tersenyum malu dan perlahan menganggukkan kepalanya.

"Ya udah, sana. Kasian cowok lo nungguin."

"Iya udah, Gue duluan ya. Have fun ama keluarga Virzu."

Maya pun pamit. Alea hanya menatap punggung Maya yang semakin lama semakin menghilang. Suara ponselnya berbunyi, Panggilan dari sang Bunda.

"Assalamu'alaikum Bunda." Sapa Alea

"Waalaikum salam sayang. Kamu udah berangkat ke Bandung? " Tanya Maura.

"Belum Bund. Masih nunggu temen Alea jemput. Kenapa Bun?"

"Kamu hati-hati disana. Jangan lupa bantuin orang tuanya juga."

"Iya Bunda."

"Kamu beneran gak mau pulang?"

"Ntar deh bun. Hehehhe."

"Ya udah. Hati-hati ya. Bunda sayang ama Alea."

"Alea juga sayang Bunda." Panggilan pun terputus.

Alea masih menunggu kedatangan Virzu, untuk membunuh rasa bosan, dia bermain game di ponselnya. Tadi Virzu berkata sekitar 15 menit dia akan sampai. Tapi saat ini sudah setengah jam menunggu, belum ada tanda-tanda kedatangan Virzu.

Alea menekan tombol pause di gamenya dan mulai mencari nama Virzu di kontak ponselnya. Dia tekan gambar telfon.

"Izu... Kamu dimana?" Tanya Alea Begitu panggilan tersambung.

"Bentar ya sayang, bannya kempes. Ini aku tambal dulu. Sabar ya. Udah kangen ya?" Tanya Virzu diseberang sambil terkekeh.

"Iya, aku udah kangen. Cepetan ya. Aku udah nungguin kamu daritadi."

"Iya Alea. Sabar ya. Nih baru selesai di tambal. Aku segera kesana ya, mau nitip apa? biar sekalian aku beliin."

"Nitip kamu sampe sini dengan selamat ajah biar aku gak khawatir, aku tunggu lho. Sabar ya."

"Hati-hati ya, Izu"

Panggilan telfon dimatikan, Alea mengecek barang bawaannya kembali. Takutnya ada barang yang lupa dia bawa.

Setelah dirasa semuanya sudah siap, Alea menatap tasnya lega. Dia tersenyum saat membayangkan dekat dengan keluarga Virzu.

***

Alea pov

Sudah satu jam aku menunggu kedatangan Virzu, tapi tidak ada tanda-tanda kedatangannya. Aku begitu khawatir padanya.

Entah kenapa perasaanku tidak enak. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk menimpanya. Sudah berkali-kali juga aku menelfon. Tapi hanya suara operator yang menjawabnya.

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang