6. Kost Riska

118 11 0
                                    

Alea pov

"Kok dia belum sadar ya?" Sayup-sayup aku mendengar suara, suaranya begitu lembut.

"Suara malaikat kah? Kenapa mirip suara Kak Riska?" Batinku

"Mungkin bentar lagi. Coba minyak kayu putihnya di kasih lagi." Jawab suara mirip suara Kak Dwi.

Aku menghirup aroma minyak kayu putih.

"Ternyata Di syurga juga ada minyak kayu putih." Pikirku

Dan perlahan-lahan aku melihat Setitik cahaya putih dan lama-kelamaan cahaya itu semakin terlihat jelas.

Aku membuka mataku dan melihat sosok wanita dengan wajah manis dan lembut.

"Bidadari kah yang aku lihat?" Batinku saat pandanganku tak begitu jelas.

"Alea... Gimana perasaan lo?" Tanya Suara itu lembut.

"Hmm.. Pusing. Dan... Ouch"

Aku merasakan perih di kedua ujung bibirku dan saat akan menyentuh bibirku sebuah tangan mencekal tanganku. Aku kaget dengan pergerakan yang tiba-tiba tersebut.

"Jangan Alea..." Ucapnya.

Suara berat itu terasa tidak asing di telingaku, Aku menoleh kearahnya dan wajah itu terlihat wajah Kak Panji yang terlihat begitu... khawatir.

"Jangan-jangan Kak Panji juga meninggal karena menyelamatkanku dari preman-preman tadi. Oh Tuhan tidak..." Rutukku

"Kak Panji? Bahkan mati pun gue masih harus ketemu ama dia." Ucapku lirih.

"Hey... Lo gak meninggal Alea.." ucap suara wanita lembut. "Kamu di kostnya Kak Riska."

Aku mengerjabkan mataku. Kini pandanganku sudah jelas. Dan benar disana ada Kak Riska, kak Dwi dan kak Panji.

"Ooh.. Jadi gue masih hidup? Yaah... Gagal deh, padahal gue berharap Mama mau menemuiku" Ucapku lirih.

"Jangan gitu Alea. Syukuri karena masih di beri hidup. Banyak yang pengen hidup lho." Ucap Kak Dwi

"Iya Kak." Ucapku.

"Sekarang gimana keadaan lo?" tanya Kak Panji, wajahnya masih..., khawatir.

"Eeh.. Lumayan lah untuk seorang gadis yang udah di tampar dua kali ama pria.hehehe"

Kak Riska membantuku untuk bersandar di kepala ranjang. Dan aku baru sadar. Aku memakai hoodie yang tersampir di bahuku.

"Lo ini ya... Aiiisshh... masih aja bisa becanda, gak tau apa kita semua khawatir ama lo, bocah..! Lo hampir di perkosa dan masih aja becanda." Ucap Kak Dwi sebal dengan gurauanku.

" Ucap Kak Dwi sebal dengan gurauanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan buat gue khawatir lagi." ucap Kak Panji mengusap kepalaku.

Kak Riska dan Kak Dwi langsung kaget melihat sikap kak Panji padaku.

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang