"Mau kemana?" Tanya Alea pada Panji begitu dia selesai bersiap.
"Rahasia. Barusan temenmu dateng."
"Lha kan besok udah mulai masuk kuliah, Kak."
"Iya. Jadi Aleaku ini gak sendirian lagi di kost. Iya kan syang?" Ucapnya sambil menangkup wajah Alea
"Gak sendirian sih Kak. Kan ada beberapa Maba disini. Lagian kakak kan nemenin aku."
"Tapi gak bisa nemenin tidur. Ah kalo gini kakak jadi pengen cepet-cepet nikah ama kamu biar bisa nemenin 24 jam. Ntar kakak peluk trus tidurnya" ucap Panji sambil mencubit hidung Alea gemas.
"Iih kenapa malah bahas peluk-peluk sih?"
"Eh kakak belum gituin kamu lho, kok kamu udah mendesah."
"Eh sumpah ya mesumnya itu tingkat provinsi. Gara-gara keseringan nonton Hitomi Tanaka ya?" Sebal Alea.
"Ahaha. Cemburu nih ye. Biarin, kan kakak pengen cepet nikahin kamu."
"Ya cepetan halalin."
"Kakak cari kerja dulu ya. Ntar kalo gak kerja, kamu di kasih makan apa sayang?" Panji mengelus kepala Alea.
"Rejeki itu datang tak terduga, Kak. Kayak tadi aja, aku makan di bayarin Virzu. Itu juga rejeki."
Ekspresi Panji langsung berubah menatap Alea dengan tajam, wajahnya merah menahan marah. Entah kenapa dia begitu cemburu melihat Alea dan Virzu.
Merasa di tatap seperti itu, Alea sebenarnya takut namun masih bisa tersenyum didepan Panji.
"kenapa? Cie kebalik nih yang cemburu. cemburu dia..." Goda Alea terkekeh.
"Mau aku cium apa diem? Biar bibir kamu gak bicarain cowok lain lagi!" tantangnya.
"Ahahaha Kakak ga...hmmmmmppptt"
Panji benar-benar mencium bibir Alea di teras depan kost. Alea terus meronta melepaskan ciumannya, namun Panji memegang tengkuk Alea sehingga ciuman mereka semakin dalam. Untung lah saat itu suasana kost sedang sepi. Kalau tidak, malu jika ketahuan.
Alea memukul dada Panji saat dia kehabisan nafas.
"Kak... " ucapnya Manja.
"Masih mau bicarain cowok lain?"
"Nggak." Jawab Alea sambil menggelengkan kepala.
"Nah pinter. Gini dong pacarku." Ucap Panji. Ibu jarinya langsung mengusap bibir Alea yang basah karena ulahnya.
"Ya dah ayo berangkat." Lanjut Panji
"Suka maksa."
"Mang Kakak Maksa apaan?"
"Tu tadi, maksa nyium aku."
"Apa kamu mau Kakak ajarin arti maksa yang sebenernya?" Ucapnya tajam.
"Kakak." lirih Alea Manja.
"Kenapa? Kamu gak tau kan Kakak yang sebenernya kayak gimana?"
"Mang Kakak kayak gimana? Nakutin?serem? hiiiii." Goda Alea
"Kamu bakalan abis ama kebrengsekan Kakak. Dan kakak gak mau itu terjadi." Ucapnya membuat Alea tersentak.
"Kan kata Raditya Dika, cowok itu kalo gak brengsek ya Homo. Ahahahaha." Canda Alea menutupi takutnya.
"Udah ah, aku takut kelepasan. Ya dah ayo pergi."
Panji menarik tangan Alea menuju motornya. Dikemudikannya motornya dengan kecepatan sedang menuju ke arah puncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirimu Dan Dirinya (End)
Teen FictionSequel dari Aleanor (anak yang terabaikan). "Kak Panji janji ya. Jangan sakitin aku. Kalo Kakak nyakitin aku, jangan salahin aku saat aku udah gak respect ama kakak. Bahkan bisa aja aku benci ama kakak." - Aleanor - "Nyaman banget dan cantik. Gue s...