20. Libur

75 7 0
                                    

Alea datang....

Jangan lupa kasih bintang ya. Dan juga masukannnya karena author masih baru.
Jadi masih banyak banget kekurangannya.

***

Alea pov

Setelah Kirana pulang, aku di kost sendirian. Maklum kuliah belum di mulai. Ponselku berdering, aku segera mengambilnya. Ternyata Bunda menelponku.

"Assalamu'alaikum Bunda" ucapku

"Waalaikum salam. Alea.. Kamu kapan pulang, Nak?" Suara bunda terdengar parau.

"Bunda nangis?" Tanyaku.

"Bunda tiba-tiba kangen ama kamu. Kapan kamu pulang?"

"Insya Allah minggu depan, Bun. Minggu ini kan kuliah di mulai. Bunda masih di Bali?"

"Bunda besok balik, Nak."

"Maafin Alea ya, Bun. Belum bisa jadi anak berbakti ama Bunda."

"Oliv, Kamu dan El itu cahaya Bunda. Kalian semangat Bunda."

Aku terharu mendengar ucapan Bunda, hingga tanpa sadar air mataku menetes. Aku begitu merindukan Bunda. Apapun yang terjadi, minggu depan aku harus pulang.

"Sayang, kamu nangis?"

"Alea juga kangen Bunda. Makasih udah ngerawat Alea ya, Bunda." Ucap Alea berusaha menyembunyikan isak tangisnya

"Sama-sama Sayang. Eh kamu udah punya pacar belom?"

"Ih.. Bunda. Alea kan malu."

"Ahahaha kangen malu nya kamu, Nak. Eh kamu gak lupa kan ama nikahannya Mbak Oliv ama Mas Hendra?"

"Kapan ya Bun acaranya? Alea lupa. Heheheh"

"Hmm kebiasaan. Minggu depan pas kamu pulang. Makanya, harus jadi ya pulangnya."

Pas aku pulang? Berarti mau tidak mau, aku akan bertemu Oma. Jujur aku begitu takut untuk bertemu Oma. Aku takut Oma drop ataupun yang lain.

Terakhir kali aku ketemu Oma, saat tahun lalu. Oma yang marah melihat aku ikut ke Bali, penyakit jantungnya langsung drop dan harus di rawat di rumah sakit.

Aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Makanya sebisa mungkin aku menghindari untuk bertemu dengan Oma dan juga sejak aku kecelakaan, aku memilih tinggal bersama Nenek.

"Alea... Alea... Kamu masih di situ?"

"Eh iya Bun. Alea masih disini kok."

"Kamu mikirin apa? Oma? Jangan khawatir, Oma sekarang lebih stabil. Kamu sehat disana?"

"Alea sehat kok, Bun. Bunda gak usah khawatir."

"Jangan telat makan ya sayang."

"Iya bunda. Bun.. Hmm. Itu..."

"Ada apa Alea?"

"Alea ketemu mama." Ucapku hati-hati.

"Trus? Kamu diapain ama dia? Kamu gak apa-apa kan?" suara Bunda begitu khawatir.

"Alea gak papa kok, Bun. Mama gak ngapa-ngapain. Cuma ngusir Alea dari rumahnya.hehehe" ucapku sambil tertawa. Meskipun sebenarnya hatiku sakit.

"Alea... Bunda memang bukan ibu kandung kamu,  Nak. Tapi Bunda gak rela kamu disakiti sayang. Bisakah kamu jangan menemuinya lagi? Bunda gak ingin kamu sakit sayang dan berpikiran macam-macam."

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang