37. Virzu

147 8 0
                                    

Pagi itu alea akan berangkat kuliah, didepan gang dia bertemu dengan Karin.

“Pagi Al.” sapa Karin dengan senyum cerianya

“Pagi juga Karin. Oh iya Gimana kemaren baksosnya?” tanya Alea

 Oh iya Gimana kemaren baksosnya?” tanya Alea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Lancar. Lo kenapa gak ikut? Padahal Kemaren Rame banget, bahkan Pudir 3 ikut ama keluarganya."

"Gue lagi jalan ama Virzu." Bohong Alea.

"Eh tau gak lo, wajah istrinya pak Permana mirip ama lo Al. Saudaraan ya?” tanya Karin.

Alea terdiam mendengarnya. Karin memang tau jika dia anak angkat tapi dia tidak tau jika istri pudir 3 yang dimaksud adalah Ane, ibu kandung Alea. Dan alasan Alea tidak ikut acara baksos kemaren karena ada Ane.

“Eh kangen ngumpul bertiga. Ayo ngumpul nanti sepulang kuliah. Bisa?” tanya Karin

“Oke. Gue hari ini Cuma ngelab aja kok trus baru masuk lagi jam 2 siang. Nanti ketemu di gazebo depan masjid ya.”

“Iya. Eh gue udah sampe. Masuk dulu ya.” Pamit Karin.

“Ok.”

Mereka pun berpisah. Tapi entah sial atau untung, Alea melihat Panji di koridor kampus. Alea terus saja berjalan mengabaikan keberadaan Panji.

Saat jarak antara mereka semakin mendekat, Panji yang ingin berbicara dengan Alea, tiba-tiba terhenti karena Virzu datang dan merangkul Alea mendekat ke dada bidangnya. Panji terdiam sambil melihat interaksi Alea dan Virzu.

“Sayang, Aku jemput taunya udah berangkat.” Ucap Virzu sambil menghentikan langkahnya.

"Sial. Main narik Alea aja. Gue mau ngomong ama dia." Batin Panji

“Eh?” pekik Alea.

Virzu mengedipkan matanya dan Alea pun paham maksudnya. Alea langsung melingkarkan tangannya di pinggang Virzu.

“Kamu lama sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kamu lama sih. Ada jadwal kuliah pagi juga?” Tanya Alea saat dia lihat Virzu sudah rapi dengan tas di punggungnya.

“Iya. Makanya aku jemput. Eh kamu malah duluan.”

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang