3 tahun kemudian...
Alea bekerja di perusahaan plastik, dan kebetulan satu kantor dengan Maya. Saat istrahat makan siang, Maya datang menghampirinya.
"Al.. Kok gue gak di tungguin sih?" Sebal Maya yang langsung duduk di sebelah Alea.
"Lha gue kirain lo udah duluan." Kekeh Alea sambil menyuap nasi ke mulutnya.
"Ya udah duduk aja." Lanjut Alea. Mereka pun melanjutkan makan siangnya.
"Boleh gabung?" tanya sebuah suara.
Alea dan Maya memoleh ke asal suara. Disana sudah berdiri Nico dan Rangga yang berdiri sambil memegang nampan berisi makan siangnya.
"Boleh kok, Pak." jawab Maya.
Nico dan Rangga pun duduk di kursi yang kosong di meja mereka. Kemudian mereka makan dalam diamnya.
"Kalian akrab banget?" tanya Rangga.
"Kita sahabat dari kuliah." jawab Maya.
"Kalian akrab banget dong." Tanya Nico.
"Iya. Sebenernya kami bertiga tapi yang satu kerja di karawang. Jadi misah deh." Jelas Maya.
"Alea.. kenapa diam aja daritadi?" Tanya Nico.
"Gak apa-apa, Pak." Jawab Alea ramah.
"Kalau lagi istirahat, jangan panggil Bapak lah. Kayak tua amat saya jadinya."
"Lalu manggil apa Pak?" Tanya Alea.
"Nico atau bisa panggil Mas." Jawab Nico menggoda.
"Baik, Ni-co." Ucap Alea.
"Kirain mau manggil Mas, Al.", Goda Maya.
"Ntar pacarnya Nico marah." Jawab Alea Asal.
"Nico gak punya pacar. Karena nungguin kamu, Al." Ini Rangga yang bicara.
Alea tersentak Kaget mendengar ucapan Rangga yang ceplas ceplos. Sebisa mungkin dia menanggapi dengan candaan. Sedangkan Nico hanya menatap Alea dengan senyuman.
"Nungguin ke mana, Rangga?" Canda Alea.
"Nungguin kamu buka hati buat Nico trus diajak nikah deh." Jawab Rangga
"Kayak pintu aja." Jawab Alea sambil menyuap makanannya.
"Disuapin dong Nico nya." Goda Rangga.
"Kalian mau suap-suapan?" Tanya Alea pura-pura polos.
"Jadi bagaimana nih? Dibuka gak pintu hatinya?" Canda Nico.
"Tapi maaf nih, Nico. Kunci nya hilang. Jadi pintunya gak bisa di buka." Jawab Alea dengan terkekeh.
Maya hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Nico adalah kepala departement Alea. Sudah lama Dia menaruh hati pada Alea, Tapi Alea selalu menghindar dan menutup hatinya. Dan ya, itu jawaban penolakan yang kesekian kali Alea lontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirimu Dan Dirinya (End)
Teen FictionSequel dari Aleanor (anak yang terabaikan). "Kak Panji janji ya. Jangan sakitin aku. Kalo Kakak nyakitin aku, jangan salahin aku saat aku udah gak respect ama kakak. Bahkan bisa aja aku benci ama kakak." - Aleanor - "Nyaman banget dan cantik. Gue s...