17. Ospek

99 9 0
                                    

Alea pov.

Hari terakhir ospek, setelah apel pembukaan aku dan teman yang bertugas di sie kesehatan melakukan tugas kami masing-masing.

Sebagai sie kesehatan tak banyak yang kami lakukan. Kami hanya bertugas mengobati peserta ospek yang sakit. Meskipun begitu, rasa capek masih kami rasakan.

Saat aku melintasi barisan maba, namaku di panggil. Aku menoleh dan mendapati Rury kerepotan memapah salah satu peserta ospek yang sakit.

Segera ku hampiri dan membantunya. Sesampai di basecamp, kami menidurkan mama tersebut di ranjang yang tersedia.

"Gue serahin ke lo ya. Soalnya gue jaga lagi di barisan tadi. Takut ada yang tumbang lagi." Ucap Rury.

"Iya, selamat berjaga ya. Biar dia, gue yang rawat." Ucapku pada Rury.

Ku lihat Rury pergi, peserta tersebut meringis menahan sakit sambil menekan perutnya. Segera aku menghampirinya. Aku melihat nametag tertera nama Ivy.

"Apanya yang sakit, dek?" Tanyaku.

"Nyeri Haid Kak." Jawabnya sambil menahan sakit.

"Biasanya kalo lagi sakit gini, diapain? Minum obat atau gimana?"

"Tadi sih udah minum obat Kak, tapi masih sakit." Ucap Ivy sedikit meringis.

"Bentar, gue ambilin sesuatu biar mengurangi sakitnya."

"Makasih Kak."

Aku segera mengambil kantong air dan mengisinya dengan air hangat. Setelah itu aku memberikannya pada Ivy yang sedang memegang perutnya.

"Nih dek, tempelin di perut lo. Biar reda sakitnya."

"Apa ini Kak?"

"Ini air hangat. Gue biasanya gini kalo lagi nyeri haid."

"Makasih Kak. Masih ada panitia yang baik ternyata." Ucapnya terkekeh sambil menempelkan kantong tersebut ke perutnya.

Aku jadi teringat ucapanku saat dulu aku ospek, miriplah. Aku terkekeh dalam hati.

"Namanya juga ospek. Di nikmati aja lumayan buat cerita ama anak cucu kelak. Ya dah lo istrahat."

Akupun meninggalkan Ivy untuk beristirahat dan tetap standby berjaga di bagian kesehatan. Dari basecamp kesehatan, aku bisa melihat para peserta yang sedang di hukum.

Hingga Tiba waktunya ishoma. Para peserta diberikan waktu untuk makan dan beribadah.

Begitu juga panitia, aku mendapat giliran berjaga di basecamp bersama Rury dan Virzu, mengingat ada beberapa peserta ospek yang sedang sakit.

"Kak..." panggil salah satu peserta ospek wanita menghampiri kami.

"Ya... Ada keluhan apa dek?" Tanya Rury

"Gue bisa lanjut ikut ospek lagi?" tanya gadis tersebut.

"Udah mendingan?" tanya Virzu.

"Udah gak pusing lagi kok, Kak." Jawabnya salting Melihat Virzu.

"Ya elah, masih maba Udah tebar pesona." Batinku Dan wajahku entah kenapa cemberut.

"Ya sudah. Gpp. Tapi yang lain masih ishoma. Lo makan dulu dah atau mau balik ke temen-temen lo?" tanya Rury.

Virzu yang melihat ekpresiku, berjalan mendekatiku Dan dia mengusap kepalaku lembut sambil tersenyum manis.

"Ga usah manyun, Sayang." Ucap Virzu.

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang