Author pov
"Capeknya seharian praktikum terus." Celetuk kirana Saat mereka duduk di gazebo dekat ruang praktikum.
"Ya namanya juga kuliah." Ucap Karin.
"Abis ini kalian mau kemana?" Tanya Kirana.
"Gue ada acara di kampus sebelah. Lo Alea?"
"Tidur." Ucap Alea sambil cengengesan.
"Eh gue pamit dulu ya udah di tunggu yang lain.." Pamit Karin.
"Ok hati-hati." Jawab Alea dan Kirana bersamaan. Dan Karin pun meninggalkan mereka.
"Eh Itu gelas kimia yang kita pecahin sapa yang beli? Mau di buat praktikum lusa katanya." Tanya Kirana.
"Kita aja yuk, Karin kan lagi ada acara. Hari ini deh." Ajak Alea.
"Maaf Alea... Gue ada acara keluarga hari ini. Maaf ya... Gimana kalo besok?"
"Besok gue ada janji ama Kak Oliv buat ke kostnya. Ntar deh, gue minta anter Kak Oliv ato Apsari."
"Maaf ya. Eh Ayah gue udah jemput. Gue tinggal pulang ya.."
"Ya udah. Hati-hati dijalan." Ucap Alea
"Lo juga hati-hati pulang ke kostnya. Duluan Ya.." Pamit Kirana.
"Iya."
Kirana pergi menuju Ayahnya. Dia segera mengirim pesan pada Oliv untuk minta diantar membeli gelas Kimia. Tapi belum ada balasan.
Alea yang masih malas untuk pulang ke kost, melanjutkan mengerjakan laporan praktikum tadi. Sesekali dia menyantap camilan yang tadi di belinya.
Saat dia meregangkan leher karena capek menulis, tak sengaja ia melihat Ilham sedang bersama temannya, wanita cantik. Dia pun melihat Alea dan tersenyum manis, Alea pun membalas senyumannya.
"Gue sumpahin itu mulut gak bisa balik kayak semula. Lebar amat senyumnya."
Alea menoleh ke asal suara, disana sudah ada Panji. Entah sejak kapan dia bertengger di kursi samping Alea.
"Iiih dasar perusak pemandangan." Gerutunya Alea
"Kenapa?" Tanya Puji tanpa dosa
"Liat Kak Ilham tuh seger kayak liat oasis di gurun pasir. Lha liat wajahnya Kak Panji Sepet tau." Gerutu Alea pura-pura ngambek.
"Tambah lama nih anak tambah cerewet. Suka deh. Pengen gue cium tuh bibir." Alea terkejut mendengar ucapan Panji.
"Jangan suka, ntar malah disakitin."
"Gue gak kayak gitu ya. Gue tuh kalo udah serius gak akan pindah ke lain hati."
"Oh iya? Gak percaya tuh. Wajah-wajah kayak kakak ini sukanya mainin cewek. Udah berapa mantan lo Kak?"
"Satu."
"Ya satu disana, satu disini, satu di situ. Ahahahah" ucap Alea sambil tertawa. Sedangkan Panji hanya cemberut melihatnya.
"Gue cipok, diem lo." Ancam Panji.
Mendengar ancaman Panji sontak membuat Alea segera menghentikan tawanya dan menutup bibirnya dengan kedua tangannya. Kini giliran Panji yang tertawa melihat ekpresi Alea.
Bicara soal Panji, sebenarnya dia gak jelek hanya saja Alea yang suka usil godain dia.
Wajahnya yang oval, alis tebal, hidung mancung rahang yang tegas dan bibir merahnya. Plus wajah jutek dan dingin yang selalu bertengger membuat kesan tak terjangkau, badan yang tegap dan sedikit kurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirimu Dan Dirinya (End)
Teen FictionSequel dari Aleanor (anak yang terabaikan). "Kak Panji janji ya. Jangan sakitin aku. Kalo Kakak nyakitin aku, jangan salahin aku saat aku udah gak respect ama kakak. Bahkan bisa aja aku benci ama kakak." - Aleanor - "Nyaman banget dan cantik. Gue s...