51. Sandiwara

212 17 1
                                    

Harap bijak dalam memilih bacaan.

Part ini 18+

Anak kecil menjauh dulu ya.

Happy reading. ❤❤❤✌✌✌

***

Waktu terus berlalu. Alea dan Virzu semakin dekat membuat Panji semakin dibakar api cemburu. Karena rasa cemburunya Panji berniat membuat Alea jadi miliknya apapun caranya.

Untuk mewujudkan niatnya, Saat ini Panji sedang menunggu Alea keluar dari kostnya. Begitu Alea keluar, dia langsung menyeret Alea ke dalam mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya.

 Begitu Alea keluar, dia langsung menyeret Alea ke dalam mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak... Lepasin!!"

Panji seakan tuli dengan perkataan Alea. Dan dia terus melajukan mobilnya ke arah puncak. Panji menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi membuat Alea takut melihat Panji.

"Maafin kakak, Al. Kamu gak akan mau Kakak ajak keluar kalo gak kakak paksa bawa kayak gini."

Alea diam.

"Al, jujur, kakak gak ada niatan buat jadiin kamu pelampiasan. kakak beneran sayang-"

"Udah. Semua udah selesai Kak. Aku udah bahagia ama Virzu dan kakak juga udah ama Cindy." Potong Alea jengah

"Al, dengerin kakak dulu!" bentak Panji mencengkram tangan Alea.

"Ish... Kak sakit.." cicit Alea menahan sakit karena cengkraman Panji.

"Kakak sayang ama kalian berdua. Dan kakak juga ga mau kehilangan salah satu dari kalian?"

"Trus kita harus mau gitu jadi pacar kakak?"tanya Alea dingin

"Kakak bingung harus pilih siapa?"

"Gampang." Ucap Alea dingin. Panji menatapnya seakan bertanya.

"Lepasin aku." Ucap Alea dengan wajah datarnya.

"Trus ngebiarin kamu ama Virzu? Kakak gak rela Al." Bentak Panji

"Lalu ama siapa? Kak Dwi? Dika? Wira? Vian? Atau ama yang lain?"

Sedetik kemudian Panji langsung melumat Bibir Alea dengan Kasar. Alea berusaha melepaskan diri dari Panji tapi Panji seakan kesetanan.

"Hmmmmpt.. Lep..pashh..."

Dia terus melumat Bibir Alea. Tangannya pun tak tinggal diam, kini tangan Panji telah membuka kancing-kancing kemeja yang Alea kenakan. Hingga ciuman Panji turun ke leher jenjang Alea.

"Aahhh... Kakh.. Le..pash.."

Alea menahan nafasnya saat Panji menghisap kuat lehernya, meninggalkan beberapa tanda kepemilikan disana.

"Ahh..." Alea tanpa sadar mendesah saat merasakan ciuman Panji di lehernya.

"Nikmati sayang. kakak suka desahanmu. Kalo dengan cara memperkosamu, kakak bisa memilikimu maka kakak akan lakukan itu." Ucap Panji yang sudah diliputi nafsu.

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang