32. Squad Gadis Patah Hati

147 12 0
                                    

I'am coming....

Sesuai janji update 2 part tiap minggu.

Udah gak sabar?

Tenang... Alea hadir lagi.

Makasih buat yang masih setia menunggu.

Happy reading❤❤❤✌✌✌

***

"Gue... Gue... Gue anak hasil perkosaan Kak..." ucapku terbata-bata dan pertahanan ku runtuh. Air mata yang aku pendam selama ini akhirnya runtuh, dan Kak Dwi melihatku menangis untuk kedua kalinya.

***

Pertahanan yang dibangun Alea akhirnya runtuh. Dia menangis di depan Dwi, meluapkan semua yang dia rasa.

"Seharusnya gue gak pernah lahir, Kalo kehadiran gue cuma menyakiti hati orang lain." Ucap Alea tergugu dalam tangisnya.

Tanpa berkata apa-apa lagi Dwi menarik gadis itu kedalam pelukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa berkata apa-apa lagi Dwi menarik gadis itu kedalam pelukanya. Membiarkan gadis itu menangis sepuasnya.

"Jangan nangis Al. Hati gue lebih sakit ngeliat lo kayak gini." Batin Dwi sambil terus mengusap punggung Alea.

A

lea terus saja menangis di pelukan Dwi. Mengabaikan tatapan para pengunjung cafe yang menatap mereka. Setelah tangisnya Reda, Alea melepas pelukan Dwi.

"Udah nangisnya?" Tanya Dwi.

"Maaf baju kakak Dwi basah.." Ucapnya dengan suara serak.

"Makanya cuciin"

"I..iya."

"Becanda." Ucap Dwi sambil mengusap sisa air mata di pipi Alea.

"Kalau ada masalah, cerita aja ama gue. Jangan lo pendam sendiri. Gue selalu ada dan selalu siap bantuin lo." Lanjut Dwi

"Kakak gak jijik ama gue?" Tanya Alea menatap Dwi

"Ngapain jijik? Lo juga gak pengen di lahirin kayak gini kan? Nyokap lo juga gak salah. Beliau juga gak pengen di perkosa. Yang salah itu orang yang memperkosa nyokap lo. Tapi bagaimanapun juga dia tetep ayah biologis lo."

"Kak-"

"Kalo gue dilahirin kayak gitu, lo jijik ama gue, heumb?" Tanya Dwi sambil mengusap surai Alea dengan lembut.

Alea menggeleng

"Panji tau soal ini?"

"Tau. Mama bilangnya pas gue bareng kak Panji."

"Udah ah jangan nangis lagi. Udah mendingan kan? Udah lega dan plong?"

"Udah kok Kak. Makasih ya udah mau jadi temen curhat aku. Dan selalu ada buat aku."

Dirimu Dan Dirinya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang