chapter 11: fugitive [2024]

12.4K 2.5K 2.3K
                                    

Sejak foto-foto dan video aku dan Liv berpelukan di depan truk tersebar luas, hidupku seperti masuk ke suatu level yang berbeda.

Ya, awalnya aku memang panik setengah mati. Aku berusaha menutupi wajah Liv dan membawanya masuk ke mobil lagi dan kabur dari situ sebelum orang-orang makin berkumpul. Satu jam kemudian, video dengan judul 'Persalinan Darurat di Kecelakaan Mobil' trending di berbagai situs. Orang-orang mulai penasaran pada perempuan sangar yang kuat menggendong ibu hamil dan membantu sampai bayinya lahir.

Selain itu, namaku juga ikut trending. Orang-orang mulai berdebat apakah itu aku atau bukan. Kebanyakan dari mereka yakin kalau itu memang aku, lalu muncul pertanyaan baru; ada hubungan apa sebenarnya seorang idol seperti aku dengan dokter yang sedang viral?

Dunia bisa menggila, tapi kita tahu Livia Byun lebih gila. Dia membuat pernyataan kalau dirinya bukan perempuan, tapi waria ㅡ laki-laki yang feminin ㅡah terserah lah kalian menyebutnya apa. Kasarnya sih banci, tapi sumpah aku tidak homophobic. Intinya begitu deh, Liv mengaku jadi banci. Setidaknya kalau aku kepergok memeluk laki-laki, masalah yang ditimbulkan tidak akan separah berpelukan dengan perempuan.

Untungnya juga, uang bisa berkuasa lebih dari apa pun. Dengan mudahnya Liv menyuruh orang-orang untuk melacak siapa saja yang ada di tempat kejadian, terutama yang merekam atau memotret. Semua video atau foto yang ada hubungannya dengan kami di-take down. Orang-orang di tempat kejadian yang jelas-jelas melihat Liv itu perempuan, bukan banci, juga diberi uang tutup mulut semua.




Bagian terbaik dari kejadian itu adalah, akhirnya aku dan Liv baikan. Walaupun semua terkendali, tetap saja aku dapat hukuman dari agensi. Scorsing sementara karena aku warga negara Canada yang tidak bisa pergi wajib militer. Bagiku rasanya ini malah seperti liburan. Bekerja di balik layar, menulis dan mengaransemen lagu. Jadi pulang dari scorsing aku bisa makin kaya~

Oh iya, gara-gara kejadian itu Liv juga sementara mengungsi di Vancouver. Sekarang aku jadi sering bolak balik Seoul-Vancouver. Kami tinggal di salah satu perumahan yang rata-rata penduduknya sudah lanjut usia, sengaja menepi. Pagi ini Liv belum bangun saat aku pulang. Karena tenggorokanku agak tidak enak jadi begitu sampai rumah aku langsung membuat teh herbal. Saat aku sedang menunggu air mendidih di depan kompor, sepasang tangan melingkar di perutku.


"Aku mau milk tea," kudengar suara parau Liv, dia menempelkan pipinya di punggungku.

Kupegang tangannya di perutku. "Milk tea? Bukannya kamu nggak suka? Katanya susu dicampur teh itu penistaan?" kelakarku.

"It's the twins. Yang satu mau susu, yang satu mau teh," kata Liv, memelukku lebih erat.

Aku berbalik perlahan supaya tidak menabrak perutnya. Kuusap permukaan perut Liv sambil tersenyum.
"My babies grow so fast, cuma ditinggal beberapa hari udah makin gede," ujarku.

Dia menaruh tangannya di atas punggung tanganku. "Mereka kangen kamu. Tadi lagi enak-enak tidur tiba-tiba kayak ada yang gerak di perut. Mereka tau kamu pulang."

"Really?" aku membungkuk supaya bisa tersenyum menghadap perutnya.

Apa ini? Kenapa perutnya Liv basah? Permukaannya terasa lembap saat menyentuh hidung dan pipiku. Lohㅡ perutnya jadi lunak seperti potongan daging? WHAT THE HELL ㅡAPA DIA BERUBAH JADI MONSTER WEBTOON SWEET HOME?!















"Meow~"

Samar-samar terdengar suara TV dan cahaya berkelebatan cahaya yang berasal dari layarnya. Ada yang duduk di dadaku saat perlahan aku membuka mata lagi, si gembrot Noel. Dia menjilat ujung hidungku.

More Than FrenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang