Seandainya berani, ingin rasanya aku protes pada Tuhan.
Menjelang hari sidang Liv ㅡsekaligus hari pernikahan kami, banyak hal yang berjalan di luar dugaan. Mulai dari hubunganku yang jadi agak renggang dengan Liv sejak aku kena flu Praha, ibuku yang jadi agak murung karena shock pada keadaan Liv, hingga cincin yang kupesan secara online salah terkirim entah ke mana. Mungkin ini mitos yang sering dikatakan orang-orang; kalau mau menikah pasti ada-ada saja kejadian yang menguji mental.
Soal flu Praha, waktu itu aku memang langsung berkilah kalau mataku mungkin iritasi karena kelilipan serbuk bunga di taman ibuku. Memangnya aku harus apa? Tidak mungkin kan bilang kalau aku bertemu tunangan Liv di Praha? Kalau Liv tahu, bisa rumit masalahnya. Dan aku tidak mau itu terjadi ㅡoh, seolah hidupku sekarang masih kurang complicated saja.
Aku dan Liv sempat diam-diaman, dia beberapa hari sibuk di Peachdelight dengan Baby dan cuma pulang untuk ganti baju. Itu lebih parah daripada bertengkar ㅡtapi untung saja cuma sebentar. Walaupun Liv akhirnya tidak mau memperpanjang masalah, tapi aku tahu sejak saat itu aku diawasi.
Ya, Mossberg dan sejenisnya mungkin mengikuti aku ke mana-mana sekarang.
Liv tidak bisa menyembunyikan tatapan curiganya padaku. Makanya, aku super hati-hati saat ini. Sebisa mungkin aku tidak bersikap mencurigakan di depan Liv atau pergi bertemu Red Hawk. Dan ini bukan hal yang bagus karena kami harus segera membahas perintah yang diberikan Don padaku.
Mau membahas lewat telepon atau chat juga rasanya ragu karena aku takut diam-diam Liv sudah menyadapku ㅡwalaupun kurasa dia tidak akan sejauh itu melanggar privasi. Still, lebih baik hati-hati daripada ketahuan. Tinggal selangkah lagi menuju menikah, aku tidak boleh gegabah. Jangan sampai gagal lagi, jangan sampai Don menikahi Liv duluan.
Sumpah, kepalaku rasanya mau pecah.
Ternyata jadi orang dewasa melelahkan, sampai aku ingin benar-benar jadi bebek liar yang seksi saja. Berenang dengan bebek-bebek betina di danau... berjemur... bersantai...
"Atas nama Mark Lee?"
Suara customer service toko perhiasan memanggil saat aku sedang sibuk berkhayal jadi bebek seksi.
"Ya?" aku berdiri menghampiri meja.
"Ini cincin yang anda pesan. Maaf atas ketidaknyamanannya, cuaca buruk membuat kurir kami kecelakaan dan barang hilang. Terima kasih sudah bersabar dan menunggu, sekali lagi kami minta maaf," lelaki berpakaian rapi itu membungkuk padaku.
"Ah- oke, terima kasih kembali," ucapku sambil balas membungkuk padanya.
Fiuh- akhirnya, satu masalah selesai.
Setelah ini aku mau ke penjara. Sebenarnya malas, tapi aku tidak enak berbohong pada James. Harusnya Shin sudah kukunjungi sejak beberapa minggu lalu. Mungkin James pikir ilmu pengobatan Shin bisa berguna untuk Daniel ㅡdi samping terapi psikologis. Itu pun kalau dia cukup gila untuk percaya pada obat buatan seorang psikopat.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Frenemy
Hayran Kurgu[Frenemy vol. 2] "I still hate you. But I like you. I just do."