Ini random sih, tapi aku baru sadar Sota Fukushi yang jadi mulustrasi Red Hawk itu main film 'As The God's Will' which is lagi hype karena katanya diplagiatin series netflix 'Squid Game'.
Nonton deh, auranya jadi makin cocok buat adegan suspense 😆
*****
Sepanjang perjalanan ke Praha, aku terus memikirkan persiapan untuk menikahi Livia Byun.
Mulutku gatal ingin bercerita pada Red Hawk tentang rencana nekat itu, tapi kutahan karena aku dan Liv sudah sepakat untuk tidak memberi tahu siapa pun selain orang tua dan kakakku. Red Hawk memakai cincin di jari manisnya. Kuasumsikan dia sudah menikah atau setidaknya bertunangan. Makanya aku juga menyuruh dia mengutamakan keselamatan karena tahu ada orang yang menunggunya ㅡtapi malah dimarahi.
"Red, kamu punya kakak atau adik perempuan?" aku asal bertanya saat kami makan bersama sebelum mendarat.
"Kita tidak membahas kehidupan pribadi saya," sahutnya dengan senyum dingin.
"Okay, then," anggukku. "Soalnya keliatannya kamu peduli banget sama Liv. Kirain karena punya saudara cewek juga."
Gerakan tangan Red di atas piringnya terhenti sejenak. "Livia Byun adalah prioritas anda, dan anda klien saya. As simple as that."
"So I've to send the money back?" aku berkelakar mengingat Red sudah mengembalikan semua bayarannya.
Dia tersenyum tipis. "Sorry. Saya terlalu terpengaruh ego. Harga diri saya rasanya hilang karena rencana yang sudah disusun rapi ternyata gagal."
"Ambil sisi baiknya, sekarang kita dan Don bisa terhubung langsung tanpa penyamaran," ujarku.
"Tapi jarak ini terlalu dekat. Saya takut dia memanfaatkan anda untuk hal-hal yang berbahaya," desis Red. Dahinya mengernyit.
"Misalnya apa??"
"No idea. Bos besar sekelas Don pasti punya berbagai pikiran licik untuk menguntungkan klan-nya. Dia bersikap cukup lunak pada Livia Byun juga pasti karena mendapat banyak keuntungan. Saya harap anda tidak mencari tahu apa yang Liv lakukan. Karena kadang untuk mengendalikan kejahatan, butuh orang jahat lain. If you know what I mean."
"Kehidupan mereka ada di dimensi yang sulit dimengerti orang biasa, kan?" aku tersenyum.
"Ya. Dan saya yakin anda lebih suka tidak terlibat," Red Hawk bernada serius.
"Liv juga, pasti," desahku sambil menatap matahari terbenam di luar jendela. "Katanya dia boleh bebas kalau menuruti semua perintah keluarganya sekarang. Makanya dia sibuk terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Frenemy
Fanfiction[Frenemy vol. 2] "I still hate you. But I like you. I just do."