30: the wedding day [2024]

9.5K 1.2K 1.2K
                                    

"Bosㅡ jangan takut, ini saya."

Itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Red Hawk saat aku tercengang setelah dia menembak Liv dengan jarum. Dia bilang jangan takut dengan nada tenang seperti biasa, tapi tetap saja aku masih kaget dan takut. Red yang tadinya bergelantungan di bayang-bayang dinding yang gelap akhirnya melompat turun ke balkon. Secara reflek aku bergeser mundur dengan Liv masih di pelukanku.

"Apa-apaan ini??" pertanyaanku hampir tidak terdengar.

Red mengangkat kedua tangan, meyakinkan kalau dia tidak membawa apa pun yang bisa mencelakai aku atau Liv.
"Opium dosis aman. Besok pagi Livia Byun akan bangun dan tidak ingat pada kejadian ini," jelasnya pelan-pelan. "Anda hampir membocorkan rahasia kita, maaf. Saya tidak punya pilihan lain."

Aku menghela napas. "Astaga, Red. Aku hampir jantungan."

"Sorry. Bawa Liv ke dalam dulu, nanti saya jelaskan kenapa dia tidak boleh tahu soal hubungan anda dengan Don," kata Red Hawk.

Dalam kelegaan yang canggung aku menggendong Liv ke dalam kamar rumah sakit untuk ditidurkan di sofa bed yang berseberangan dengan ranjang pasien tempat ibuku berbaring. Red Hawk hanya memperhatikan saja. Sekilas aku merasa cara dia menatap Liv agak aneh. Bukan, bukan tatapan mesum atau konotasi negatif lainnya. Ah- susah menjelaskannya kalau kalian tidak lihat sendiri.

 Ah- susah menjelaskannya kalau kalian tidak lihat sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Done. Now, explain," ujarku ketika keluar ke balkon lagi.

Red sedang merokok di pojokan. Balkon ini saling membelakangi dengan ranjang pasien, jadi kalaupun terbangun ibuku tidak akan melihat kami. Cukup aman walaupun rasanya sungguh gila bertemu dengan Red Hawk sedekat ini dengan keluargaku.

"Pertama, saya minta maaf karena selama ini diam-diam memasang penyadap di handphone dan mobil anda. Cuma dipakai kalau kita jauh, kok. Buat jaga-jaga," Red menjelaskan. "Dan akhirnya kejadian juga. Saya sudah curiga waktu Liv mulai cerita tentang Don, makanya saya langsung ke sini."

"Tsk- are you spider man?" kelakarku. "Well, soal penyadapan itu sebenarnya kurang sopan. Tapi gimana lagi kalau demi kebaikan. Approved."

Red menatapku. "Bos, selama ini saya selalu merekayasa rekaman CCTV dan lokasi GPS untuk jaga-jaga siapa tau Liv curiga dan menyelidiki anda. Saya menyewa orang yang posturnya mirip anda untuk pergi ke tujuan yang berbeda tiap kita pergi menemui Don. Dengan sedikit sentuhan teknologi AI rekaman itu bisa diubah jadi sama persis seperti anda. Yah- agak sulit dimengerti, tapi intinya saya melakukan segalanya untuk mengecoh orang-orang supaya tidak tahu tentang hubungan anda dengan Don," dengan bahasa Koreanya yang aksen Jepang, dia menjelaskan panjang lebar.

Tangan kanannya lantas menyodorkan ponsel padaku, di sana menunjukkan rekaman CCTV diriku di Jepang. Padahal aku tidak merasa pernah melakukannya. Gilaㅡ tidak kusangka Red memperhatikan rencana kami sampai hal-hal detail begini.

More Than FrenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang