'Ternyata selama ini personality itu palsu ㅋㅋㅋㅋ'
'Berita ini benar atau salah, Jung Jaehyun harus minta maaf.'
'Kenapa semua orang marah-marah? Padahal mereka cocok, bayinya juga lucu.'
'Kurasa orang-orang harus belajar menghargai kehidupan pribadi idolanya.'
'Bayinya tidak mirip Jaehyun sedikit pun, jangan-jangan perempuan itu hamil dari laki-laki lain? Wow, jalang.'
'Ini bukan soal privasi, kebohongan tetap kebohongan. Jaehyun harusnya berpikir efek kebohongannya yang bisa memperburuk karir teman-teman satu grup-nya.'
'Hahahaha apa dia tidak mampu beli kondom?'
'Mereka sudah menikah diam-diam. Lihat cincinnya.'
Crak
"Hihihi dasar perempuan gampanganㅡ eh dia nengok tuh, ayo pergi!"
Tidak, aku tidak mau terpancing untuk menoleh. Itu bisa membuat mereka makin mengolok-olokku. Ya, mereka cewek-cewek penggemarnya Jaehyun. Dan aku baru saja dilempar telur busuk. Kali ini kena ke punggung, beberapa kali sebelumnya aku sudah pernah dilempar di lengan, kaki, dan bahu. Sampai terbiasa dengan baunya.
Kalian tahu kan aku sangat pemarah, reinkarnasi Godzilla. Tapi sekarang aku harus menahan semua itu tiap dilempar tomat busuk atau telur busuk oleh orang tak dikenal. Bayangkan?? Aku cuma bisa menggerutu sambil masuk ke dalam mobil. Masa bodoh jok-nya kena telur busuk ㅡaku bisa beli mobil lain nanti.
Sejak rumor pernikahan diam-diamku dengan Jaehyun, semua jadi rumit. Jaehyun dan agensinya sudah membuat klarifikasi kalau semua itu salah paham, tapi ternyata semua tidak berakhir semudah itu. Sudah sebulan berlalu, aku masih sering tiba-tiba diikuti penggemar fanatik Jaehyun, dan itu membuatku tidak bisa bepergian atau bertemu orang sembarangan. Termasuk Mark Lee. Aku benar-benar merindukannya walaupun tidak berani bilang. Seandainya dia mengerti.
"Po!"
Celoteh riang Baby menyambutku saat baru sampai di lantai dua Peachdelight. Perkembangannya pesat sekali, sekarang sudah bisa duduk dan mengucap penggalan kata. Dia benar-benar menyebut Jaehyun dengan 'Pa', dan 'Po' adalah panggilannya untukku.
"Hey, Baby~" aku hampir saja menggendongnya, lupa kalau bajuku bau telur busuk. "Sebentar, lepas jaket bau ini dulu."
Pengasuh Baby sekarang adalah Hyunjae, dia butuh banyak uang tambahan untuk kuliah dan Baby sendiri yang memilihnya ㅡmungkin karena Hyunjae mirip aku.
"Bos, Baby hari ini susah banget disuruh makan."
"Kenapa?" tanyaku sambil mengambil alih Baby. "Hm... jangan-jangan mau tumbuh gigi?"
"Bayi lima bulan udah tumbuh gigi?" tanya Hyunjae.
"Bisa jadi," aku tersenyum menatap Baby. "Anak ini cepet banget gede, nggak kerasa nanti tau-tau udah sekolah."
"Centil banget lagi, sekarang lagi suka main di depan cermin," timpal Hyunjae sambil tertawa.
"Oh ya? Baby mau jadi model? Centilnya pasti ketularan Jaehyun nih," ujarku, dia langsung memekikkan 'Pa' saat mendengar nama Jaehyun disebut. "Kamu makan dulu aja, atau mandi. Biar Baby aku yang jaga."
"Oke," Hyunjae membentuk bulatan dengan jempol dan telunjuknya, kemudian pergi.
Dia sekarang tinggal di sebelah kamar Baby, di lantai dua. Kantor Peachdelight pindah ke lantai tiga. Jaehyun tidak keberatan berbagi lantai tiga sekarang, demi anak kesayangannya. Oh iya, hubunganku dengan dia juga biasa saja. Saran dari pengacara memang kami sebaiknya bersikap biasa saja untuk membuktikan kalau aku dan Jaehyun hanya rekan bisnis. Nanti orang-orang yang penasaran akan bosan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Frenemy
Fiksi Penggemar[Frenemy vol. 2] "I still hate you. But I like you. I just do."