Sumpah, jangan tersinggung kalau aku menyebut orang lain rakyat jelata.
Sulit untuk menjelaskan tentang keluargaku, makanya aku paling malas kalau ditanya soal itu. Biar kujelaskan sekarang, aku akan memakai perumpamaan yang mudah dimengerti. Beginiㅡ dalam suatu negara pasti ada sistem pemerintahan, kan? Misalnya di Korea, kami punya presiden. Secara teknis memang kelihatannya negara dipimpin oleh presiden dan organisasi pemerintahan. Tapi mengatur suatu negara tidak sesederhana itu.
Di balik semua itulah sistem lain bekerja. Ya, mafia. Dunia memang kotor, tapi kadang cuma kekotoran itu yang bisa mengendalikan orang-orang. Oh, masa bodoh. Intinya, aku cuma mau bilang kalau keluargaku yang sudah turun temurun mengendalikan beberapa negara selama ratusan tahun. Kadang sejalan dengan pemerintah, kadang juga tidak. Jadi, rasanya tidak berlebihan kalau mengatakan kakekku sekarang adalah salah satu penguasa di negara ini ㅡwalaupun yang tahu tentang keberadaannya mungkin cuma 0,1% dari penduduk total. Makanya, kami biasa menyebut orang lain rakyat jelata.
Kata 'miskin' sama sekali tidak ada gambarannya dalam hidupku. Bahkan kadang aku penasaran bagaimana rasanya jadi miskin walaupun tidak mau hidup miskin . Tapi tiap mengingat kalau keluargaku mafia semua, aku benar-benar ingin lahir jadi orang biasa saja. Entahlahㅡ kurasa hidup normal dengan ayah kantoran, ibu rumah tangga, dan adik yang nakal mungkin lebih menyenangkan. Mengingat ayahku mati di tangan musuhnya, kembaranku mati kecelakaan, dan ibuku akhirnya juga mati karena menyembah setan.
Makanya, dulu aku ingin mati saja. Apa gunanya hidup kalau semua tampak gelap dan abu-abu?
Tapi dunia sudah gila, dan Tuhan mempermainkan aku. Tiba-tiba muncul makhluk bernama Mark Lee di hidupku. Manusia yang tengil dan menyebalkan setengah mati sampai aku alergi padanya. Semua berubah setelah dia terus mengganggu kehidupanku, menempel slime upil naga di rambutku, membuat rumahku meledak sampai aku diusir, sering seenaknya menganggapku pacarnya, sampai akhirnya aku jadi jatuh cinta sungguhan.
Gara-gara Mark Lee, aku jadi tahu kalau ternyata aku bukan lesbian. Gara-gara dia juga kesaktianku jadi sering hilang. Yang paling aneh, semua jadi ada warnanya. Kuah ramen warnanya merah, langit warnanya biru, dan setiap ada Mark udara seperti berubah jadi warna merah jambu. Hidupku tidak abu-abu lagi.
Tuhan yang membuat kami saling menemukan. Mark bilang begitu waktu pertama kali dia mengajakku ke gereja. Dia menggenggam tanganku sambil mengatakan itu dan rasanya aku mau meledak. Sejak itu aku jadi penasaran, apa Tuhan benar-benar ada?
Mark Lee
Ada
Rumah Tuhan ya di gereja lah, porongdumbL. Byun
Aku mau jawab kayak gitu takut salah
Lagian keponakanmu pertanyaannya aneh-aneh ajaMark Lee
Hahahaha porongfunny
Danielnya udah pulang belum sekarangL. Byun
Lagi nangis nggak mau pulang
Kakakmu udah di jalan mau jemputMark Lee
Hahaha
Kirain nangis gara-gara berantem sama babyL. Byun
Nggak kok
Daniel ikut-ikutan baby balap merangkak sama noel leon
Habis itu main sama jaehyun
Nurut banget jaehyun disuruh pura-pura jadi kudaMark Lee
Hahahaha berisik banget pastiL. Byun
We're having fun, thou
Wish u were hereMark Lee
Yeah
Tapi kalau aku di seoul juga percuma
Nggak akan bisa ketemu kalian
Nggak mungkin cosplay jadi sedot wc lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Frenemy
Fanfiction[Frenemy vol. 2] "I still hate you. But I like you. I just do."