chapter 38: sniper [2023]

17.9K 3.9K 2.2K
                                    

"Baju sebanyak ini tapi kamu merasa nggak punya baju??"

Dengan tak percaya Alice bertanya dari balik tumpukan baju yang kukeluarkan semua dari lemari. Ini masih pagi, sih. Tapi kan nanti sore aku mau ada acara penting dengan Mark Lee.

"Udah nggak ada yang aku suka. Makanya baju harusnya emang cuma dipake sekali," keluhku, menghempaskan diri di sofa besar ruang wardrobe.

"Terus kenapa nggak beli lagi aja?" tanya Alice.

"Nggak ada yang aku suka juga," aku menggeleng. "Aku bingung harus pake apa. Jangan berlebihan, tapi jangan biasa aja juga."

Alice menghela napas. "Hm... ya udah. Coba mulai dari.... Nah, ini masih bagus. Kenapa nggak pake ini aja sih?"

Kuperhatikan baju yang diambil Alice

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kuperhatikan baju yang diambil Alice. Sepasang blus dan rok asimetris warna krem yang tampak sangat kalem. "Krem? Too pale. Terus modelnya juga terlalu kayak anak baik-baik."

"Iya juga ya. Kalian kan bukan anak baik-baik," angguk Alice kemudian tertawa.

"Bukan banget," timpalku, ikut tertawa.

Sambil masih tertawa, Alice mengambil baju lain. Kali ini midi dress chiffon warna peach. "Peach? As Peachdelight boss?"

 "Peach? As Peachdelight boss?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku langsung menggeleng. "Baju itu aku beli waktu lagi kesurupan kayaknya. Aku kan nggak suka warna terang. Untung cuma lima juta won jadi aku nggak merasa kehilangan."

"Yaaah... Padahal cantik loh," kata Alice.

"Buat kamu aja deh kalo mau, belum pernah dipake kok. Kalo nggak mau aku kasih ke orang-orang di Peachdelight, siapa tau ada yang mau," tawarku.

"Boleh, aku suka. Thanks, aku anggap hadiah natal," Alice tersenyum lebar. "Oke, kita lanjut cari buat kamu. Kalau sukanya warna gelap... hm... ini?"

 ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
More Than FrenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang