"Rooftop prince?" cibir Jaehyun saat kujelaskan alasanku ada di atap Peachdelight sepagi ini.
"Iya, bagus kan idenya. Daripada atapnya terbengkalai?" aku menaik turunkan alis.
Ya, benar sekali tebakan kalian ㅡaku mau pindah ke atap Peachdelight supaya bisa tinggal serumah dengan Liv. Masih ingat kan dulu aku sengaja beli apartemen satu lantai di bawah apartemennya? Bucin culture itu mau kuulangi lagi sekarang.
"Satu-satunya Prince di tempat ini cuma aku," kata Jaehyun sok ganteng.
"Kamu udah punya anak," kutunjuk Baby yang sedang bergelantungan di kakinya sambil meracau bahasa alien.
"So now I'm a king?" kelakarnya.
"Yeah. Plus kong ㅡkingkong HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA."
"Apa sih nggak lucu," Jaehyun mengangkat Baby ke depanku. "Baby, Magugu boleh pindah ke sini?"
"Kenapa tanya dia sih, pasti jawabnya pake bahasa mipan yakakus nyam nyam nyam," ujarku.
Baby mengulurkan tangannya padaku. "Papapapuuuu habu," benar kan, dia berpendapat dalam bahasa alien.
"Itu pasti artinya boleh," kuraih Baby yang minta gendong.
Jaehyun tertawa. "Dasar aneh. Kalian tuh ngapain sih putus segala?"
"Tsk- tanya sendiri ke Porongbyun sana."
"Kirain kalian cuma putus bohongan, tapi udah dua bulan lebih. Jadi beneran dong?"
Astaga aku baru sadar. Lama juga ya ternyata. Habis tiap aku ke sini biasanya Liv tidak ada. Tapi di rumahnya juga tidak ada. Bahkan Jaehyun atau Alice juga tidak tahu dia ke mana. Mencurigakan sekali anak itu.
"Beneran atau bohongan, in the end she will marry me," ucapku percaya diri.
"Nice confidence," Jaehyun mengagungkan jempolnya. "Titip Baby ya sebentar, ada urusan kerjaan yang belum selesai tadi."
"Wow kalian kayak pasangan gay yang udah adopsi anak," celetuk suara dari ujung tangga yang menghubungkan lantai tiga dengan rooftop. Livia Byun, diikuti dua kucing gendut yang mukanya mirip dia. "Kalian ngapain di sini?" tanyanya.
"Jangan cemburu, Princess. Baby nggak butuh ayah lagi kok, butuhnya ibu," kata Jaehyun sambil berjalan ke tangga karena mau turun.
"Ibunya kan Hyunjae," sahut Liv, meledek seperti biasa dan Jaehyun menjitaknya pelan sebelum menghilang di balik anak tangga.
"Akhirnya Porongku pulang!" aku berseru dramatis. "Kamu dari mana sih? Tiap aku cariin nggak ada."
Liv tersenyum. "Emang kamu mau apa?"
"Katanya barang-barangku suruh dibawa pergi? Nah, sekarang mau aku kumpulin dulu," aku mendekatinya.
Senyum Liv memudar perlahan kemudian dia mengangguk. "Oke, ayo ambil di kamarku."
"Yuk, Baby biarin ah tinggalin di sini~" aku pura-pura berlari mengikuti Liv, sengaja meledek anak itu.
"Magugu mamawooo!" seru Baby setengah menangis, mengejarku takut ditinggal.
"Mark ㅡish kasian anak kecil diledekin terus!" omel Liv.
"HAHAHAHAHAHA mukanya lucu banget kayak bayi dikejar kingkong!" aku tertawa puas.
"Emang kamu pernah liat bayi dikejar kingkong?" Liv ikut tertawa. "Sini, aku kangen Baby."
"Sama aku enggak?" kurentangkan tangan di depan Liv yang sedang berpelukan dengan Baby.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Frenemy
Fanfiction[Frenemy vol. 2] "I still hate you. But I like you. I just do."