chapter 23: let go [2022]

27.7K 5K 1.8K
                                    

Kenapa Mark real life satu visi sama bu dokter pengen jadi pahlawan buat anak-anak, jangan-jangan pacar rl nya beneran dokter anak wkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa Mark real life satu visi sama bu dokter pengen jadi pahlawan buat anak-anak, jangan-jangan pacar rl nya beneran dokter anak wkwkw

Kemaren juga tangannya cedera huhu kasian :( jadi mengingatkan ke chapter 19 :(

Canda sayang *insert keanuagl's voice

****















Hidupku seperti di negeri dongeng setelah pulang dari pantai. Cincin di jari manis ini benar-benar memancing perhatian orang-orang dan semuanya jadi memperlakukan seolah aku dan Mark mau menikah minggu depan. Karena Alice mendadak harus ke Dublin, aku terapi beberapa kali dan akhirnya berani ke Peachdelight lagi walaupun awalnya gemetar hebat saat baru melihat halamannya. Di Peachdelight aku tidak akan pernah kesepian, begitu kata dokter.

Ternyata buket bunga menumpuk di Peachdelight dari teman-temanku saat aku sakit. Ada dari klub cewek lesbian penggemarku juga ㅡentah mereka tahu dari mana. Aku terharu melihat perhatian sebanyak ini. Orang-orang di Peachdelight juga entah ide siapa mengadakan engagement party untukku setelah jam kerja selesai. Tahu tidak sih rasanya malu tapi bahagia di saat yang sama?

Sekarang aku merasa jauh lebih ringan. Semua orang terdekat kami sudah tahu sejak tragedi testpack. Termasuk Na Jaemin. Benar saja, dia meledekku habis-habisan. Bahkan memberiku hadiah ulang tahun lingerie segala. Karena dia juga berulang tahun di hari yang sama denganku, kubalas dengan menghadiahinya obat kuat tradisional.

Tapi yang paling membantuku bertahan sampai hari ini, melalui terapi demi terapi, dan terus membaik sampai obat yang harus kuminum makin sedikit, adalah Mark Lee. Kami bersama lebih sering, walaupun kegiatanku masih hanya makan, tidur, dan kuliah online. Walau sibuk dia selalu menyempatkan diri untuk menemaniku sesering mungkin. Jangan iri ya, kalian tidak punya Mark Lee.




"So, how was the holiday?"

"Enak banget."

"Hah? Apa?"

"Banyak makanan enak yang nggak ada di sini Alice, kita harus ke sana lagi, bawa Noel Leon! Sup ikannya super enak, guritanya juga, kerang juga! Kepiting! Rasa lobsternyaㅡ ah, enak banget banget pokoknya! Oh iya, masa ada sandal harganya 10.000 won? Aneh banget kan?!"

"Um- Liv- maksudnya bukan makanan atau sandal. Itu loh..." Alice menunjuk cincinku.

"Oh... ini," gumamku, lalu langsung sadar. "Nggak mau ah! Malu."

"Malu kenapa?" Alice mengernyit.

"Y-ya pokoknya malu," ujarku. "I was so clueless. Maksudnyaㅡ bayangin aja lagi tidur terus tau-tau dikasih... cincin."

"How sweet," kata Alice. "Ayo cerita dari awal. Masa cuma gitu?"

"Aku kira kamu udah tau dari Mark?"

More Than FrenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang