Melemparkan gunting rumput ke atas tanah begitu saja, ugh melelahkan sekali, belum lagi panas matahari yang menyengat kulitku. Aku berjalan menghampiri sebuah batu besar lalu mendudukinya, memperhatikan keadaan sekeliling. Mereka semua sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, aku mengedarkan pandanganku bermaksud untuk mencari seseorang yang sedari tadi selalu menghindar dariku. Aku tidak mengerti mengapa Zeeo tidak mengatakan sepatah ataupun dua patah kata padaku semenjak hukuman ini berlangsung. Apakah Zeeo marah padaku?
"Gue mau penjelasan," suara seseorang mampu membuncah lamunanku, menengadah ke atas dan menemukan wajah Zeeo yang dihiasi oleh keringat pada keningnya. Setelah itu Zeeo menarik tanganku untuk berdiri di hadapannya. "Ceritain semuanya sama gue kejadian tadi malam."
"Bukannya lo udah denger dari—"
"Gue pengen denger dari lo langsung," potong Zeeo.
"Males ah, cerita mulu," tolakku untuk menghindari aku yang sering keceplosan berbicara.
"Gue tau ada yang lo sembunyiin," tebak Zeeo yang membuatku sedikit membulatkan mata.
"Apa maksud lo?"
"Kalau lo nggak mau cerita berarti ada yang lo sembunyiin dari gue."
"Nggak ada yang gue sembunyiin, Zeeo."
"Kalau gitu cerita."
Aku menghela nafas, dasar pacar manja. "Oke. Lo tidur, film habis dan Oscar ngajak Nathan buat ke K club dan gue sama Zeea pengen ikut. Tadinya gue mau bangunin lo tapi Zeea nahan gue biar nggak bangunin lo, soalnya Zeea bilang kalau lo nggak bakalan ngizinin gue sama dia pergi."
"Terus?"
"Nathan marah karena di bully terus dan dia pergi entah ke ruangan aneh, udah gitu gue suruh Oscar buat susulin Nathan karena gue nggak mau kalau Nathan main-main sama sesuatu yang nggak bener, dan Zeea ikut Oscar katanya dia mau ke toilet. Jadi sisa gue sama Ken."
Aku menengadah lagi dan mendapati Zeeo menatapku tajam, alis tebalnya terangkat sebelah dan entah mengapa itu membuat wajahnya terlihat tampan. Ha? Aku bilang apa? Sial! Aku bilang Zeeo tampan.
"Terus ngapain sama Ken?"
"Taruhan minum alkohol."
"Terus?"
"Udah itu aja." Ujarku lalu menggigit bibir bawahku perlahan, dan berharap Zeeo percaya agar aku tidak terus diinterogasi.
Zeeo menghembuskan nafasnya, menurunkan wajahnya jadi sejajar denganku. Matanya tidak berkedip sama sekali, karena sepertinya dia sedang mencari kebohongan dari kedua bola mataku.
Disaat kami masih saling berpandangan, tiba-tiba kami dikejutkan dengan sebuah serangan air. Dan itu membuat Zeeo langsung berpindah ke arah datangnya air dan menahan agar air tidak mengenai tubuhku.
"BUKANNYA LANJUTIN CUCI MOBIL LO BERDUA MALAH MESUM!" teriak Oscar.
"NGGAK ADA YANG MESUM!" teriak Zeeo kesal, "MATIIN AIRNYA KAMPRET!" teriak Zeeo lagi.
"KERJA LAGI CEPETAN!"
"IYA MATIIN AIRNYA!"
Aku masih bersembunyi di balik badan Zeeo, ketika terasa air sudah tidak lagi menyerang Zeeo mengacak rambutnya yang kena basah. Melihat Oscar berjalan menjauh sambil menenteng selang panjang dan besar, seperti orang bodoh.
"Sialan kakak lo rese banget! Gue udah mandi juga," gerutu Zeeo kesal.
"Gue belum mandi jadi nggak masalah."
"Kapan pernah lo mandi pagi selain sekolah."
"Sok tau!" aku berdiri lalu mencolek hidung Zeeo dan berlalu dari hadapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/28134046-288-k306801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Teen Fiction❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...