"Ini kunci kamarnya dan tolong berhenti natap porter itu, jangan genit! Dia masih sekolah dan di bawah umur, nggak cocok sama lo yang udah tante-tante!" Omelku sebal pada seorang tante-tante di hadapanku yang baru saja memesan kamar pada Aubree.
"Jacy kamu nggak seharusnya berkata seperti itu!" Tegur Aubree lalu dia berdiri dan meminta maaf pada tante-tante tersebut.
"Maaf atas kelancangannya, dia masih baru di sini jadi—"
"Saya minta nomor telepon pemilik hotel ini," potong tante-tante tersebut.
"Buat apa lo minta nomor telepon bokap gue?" tanyaku sinis.
Si tante itu pun menatap tajam ke arahku, setelah itu Aubree memberikan sebuah kartu nama padanya.
"Belajarlah etika sopan santun saat melayani tamu, anak sekecil kamu sudah kehilangan tatakrama, dunia memang sudah gila," gumamnya kemudian berlalu dari hadapan kami.
"Jacquelyn astaga apa yang sudah kamu perbuat? Kamu mau di marahin Daddy kamu gara-gara kejadian barusan? Belum lagi kamu nggak ada sopan santunnya sama sekali. Dia tamu, dan kita seharusnya melayaninya dengan baik. Sekarang kamu berdiri dan ambil tempat kosong di belakang, terus push-up 50 kali!" Omel Aubree padaku.
"The fuck! Lo nggak bisa nyuruh gue seenaknya kayak gitu, Aubree!" bantahku menolak perintahnya.
Tidak berbicara lagi, tapi Aubree malah mengangkat gagang telepon lalu menekan tombol-tombol angka di sana. Sial dia mau menelepon Dad? Tidak, dia tidak mungkin berani melakukan itu padaku.
"Lo itu cewek, udah berapa kali sih gue bilang jaga cara bahasa lo dan sikap lo. Lo bener-bener kayak anak hutan tau?" sindir Ken yang berada di sampingku.
Di saat aku akan membalas perkataan Ken, Aubree mulai membuka suara.
"Selamat pagi Tuan Harry. Maaf saya mengganggu, tapi saya hanya menjalankan perintah. Anda pernah berkata pada saya untuk langsung menghubungi anda jika Jacquelyn melakukan kesalahan, dan baru saja beberapa menit yang lalu Jacquelyn melakukan kesalahan," ucap Aubree pada gagang telepon tersebut.
"Woi anjir!" umpatku kesal. Sialan karena dia benar-benar menelepon pada Dad!
"Ya dia baru saja mengatakan kata-kata kasar pada tamu, dan ketika saya menyuruhnya untuk push-up dia menolaknya."
"Liat aja, gue pecat juga lo!" seruku benar-benar kesal pada Aubree si pengadu ini.
"Jacquelyn, Tuan Harry mau ngomong sama kamu," ujar Aubree dan membuatku menatapnya tajam, dan ingin sekali aku tebas kepalanya saat ini juga.
Aku meraih gagang telepon itu secara paksa lalu menempelkannya di telingaku.
"Halo."
"Jacy kamu apa-apaan sih? Bukannya tambah disiplin malah tambah parah. Kamu nggak boleh berkata kasar sama tamu! Kamu tau? Tamu di hotel Dad itu rata-rata dari kalangan artis, pengusaha dan petinggi lainnya. Gimana kalau misalnya kamu tiba-tiba di jeblosin ke penjara. Emang kamu mau?"
"Dari ngomong kasar apa hubungannya sama di jeblosin ke penjara?"
"Ya nanti kamu dituntut lah!"
"Kan hotelnya punya Dad, jadi Dad yang bakalan di tuntut."
"Jacquelyn! Kamu mau Dad dituntut terus dijeblosin ke penjara?"
"Itu bukan ide bagus sih."
"Ya udah makanya bersikap yang baik, jangan ngomong kasar atau Dad sumpelin mulut kamu pake cabe!"

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Genç Kurgu❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...