Bab 20

8K 464 96
                                    

"Lo mau kemana sih? Jangan aneh-aneh deh!" ucap Zac yang tiba-tiba masuk ke dalam pembicaraan antara aku dengan Zeeo.

"Gue nggak akan kemana-mana, nurut aja sama gue, jangan jalanin mobil sampai gue perintahkan," jawabku terus mengulang-ngulang perkataan yang sama.

"Ikutin dia." Perintah Zac pada Zeeo dan dia pun mengangguk.

Aku tersenyum penuh kemenangan lalu menarik tangan Zeeo dan membawanya turun dari mobil.

"Mau kemana sih Jezz? Mau ngapain?" tanya Zeeo masih penasaran.

Aku tidak menjawab, aku terus menarik tangan Zeeo dan berjalan membawanya menuju bagian belakang mobil. Saat sampai di bagian belakang, aku melepaskan tangan Zeeo lalu tersenyum singkat padanya. Dia pasti akan mengatakan bahwa aku gila, aku yakin itu.

Memegang tangga yang menempel pada bagian belakang RV, lalu menaiki satu persatu anak tangganya dengan perlahan.

"Jangan bilang lo mau diem di atas sana? Jezz nggak! Turun!" seru Zeeo marah lalu menarik perutku dan memaksaku agar melepaskan peganganku.

"Zeeo nggak mau! Gue pengen ngelakuin hal ini udah dari lama, please!" Seruku sambil berusaha menahan tarikan Zeeo pada perutku.

"Nggak Jezz! Ini bahaya!" larang Zeeo yang telah berhasil menarik lebih kencang perutku lalu menggendongku dan menurunkanku di hadapannya.

Uh Zeeo sialan! Jika aku mengajak Ken untuk melakukan hal ini dia pasti akan mendukungku.

"Lo tau nggak kalau itu bahaya? Kalau Nathan tiba-tiba rem mendadak gimana? Lo jatuh Jezz! Nanti lo jadi tempe penyet yang ada!" omel Zeeo.

Uh Zeeo sangat menyebalkan, dia mengomel seperti Om Zhafran. Aku menunduk lalu terdiam, baiklah aku tahu apa yang bisa membuat Zeeo mengizinkanku melakukan hal gila tersebut. Aku menunduk semakin dalam lalu menutup wajahku dengan kedua tanganku. Aku berusaha terlihat seperti sedang menangis.

"Lo jahat!" teriakku di balik kedua tanganku.

"Astaga lo nangis?" tanya Zeeo panik.

Aku tidak menjawabnya, aku membiarkan Zeeo berdiri mematung dan merasa bersalah.

"Jezz lo kalau naik ke atas dengan keadaan mobil berjalan itu bahaya Jezz," bisik Zeeo.

Aku masih terdiam, ayolah Zeeo izinkan aku. Kini aku pura-pura sesenggukan agar terlihat lebih nyata jika aku sedang menangis.

"Berhenti nangis, Jezz," pinta Zeeo namun aku masih dalam posisi yang sama.

Zeeo berdecak. "Ya udah sana naik, asal gue ikut."

APA? BOLEH? YES! Sudah kubilang cara ini akan berhasil.

Aku menurunkan kedua tanganku lalu memeluk Zeeo singkat dan menjawil hidungnya. "Thankyou!"

"Lo nggak nangis?" tanyanya heran.

"Kapan pernah gue nangis?" ucapku balik bertanya lalu tertawa keras, lalu balik badan dan mulai menaiki satu persatu tangga kecil itu, sedangkan Zeeo hanya bergumam tidak jelas di belakangku.

Setelah sampai di atap mobil RV ini aku berjalan perlahan menuju pada sebuah pintu darurat yang terhubung dengan bagian dalam mobil tersebut. Aku membukanya dan menemukan Nathan bersama Ruby sedang mengobrol sambil menunjuk-nunjuk pada GPS, dan ada Zac juga yang ikut menunjuk layar GPS tersebut.

"Nathan!" panggilku.

Tapi Nathan malah mencariku ke arah pintu masuk, dasar bodoh!

"Nathan di atas sini!" panggilku lagi, dan serentak saja Ruby, Nathan dan Zac mendongakkan kepalanya. Aku tersenyum lebar sambil melambaikan tanganku pada mereka.

UNCHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang