Bab 6

8.2K 558 124
                                    

Aku meletakkan pisau dan garpu di hadapanku, tiba-tiba Ken berdiri dan izin ke toilet. Mungkin ini kesempatanku untuk segera menghakiminya. Aku pun beranjak dari kursi dan mengikuti kemana arah Ken pergi. Dia masuk ke dalam toilet pria dan aku tidak bisa terus jalan terus mengikutinya, jadilah aku menunggunya di samping toilet yang sedang dia masuki. Tak lama kemudian dia keluar dan sedikit kaget akan kehadiranku disini.

"Apa?" tanyanya dingin.

"Lo curang!"

"Curang sebelah mananya?"

"Lo pake Mona buat bantuin lo! Lo pikir gue nggak tau kalau Mona itu pacaran sama anak SMA lain?"

Ken bungkam, entah malas atau memang tidak tahu apa yang harus diutarakan. Ia maju beberapa langkah, dan itu membuatku bergerak mundur. Sampai akhirnya punggungku menabrak dinding dan tidak ada ruang lagi untukku menghindar.

"Gue tau, lo juga curang."

"Gue nggak curang," sanggahku.

"Zeeo sebenernya keceplosan dan bilang kalau lo minta bantuan dia."

Sialan! Ken tahu dan habislah harga diriku.

"Karena gue tau lo curang, jadi gue pake cara yang sama, adil kan?"

"Halah, bilang aja emang nggak bisa dapetin cewek."

Ken mengibaskan tangannya di udara. "Gue tau lo sayang sama Rocky."

"Alasan."

Ken menatapku, tanpa berkedip sedikitpun dan bodohnya aku malah membalas tatapannya itu.

"Apa sih? Liat-liat terus, minggir." Aku mendorong tubuh Ken dan mengenyahkannya dari hadapanku, baru beberapa langkah Ken kembali bersuara.

"Lo nggak perlu akting lagi sama Zeeo di depan gue, basi."

Haish!

Sekembalinya dari toilet, aku hanya menemukan Zeeo dan Oscar yang sedang berbincang. Sedangkan yang lainnya sudah hilang tak berbekas, lenyap. Hehe.

"Mana yang lain?" tanyaku kembali duduk di tempat semula.

"Ya intinya mereka semua pergi, karena mereka udah nggak ada disini," jawab Oscar malas.

"Ya udah ayo balik," ajakku pada Oscar.

Belum Oscar menjawab Ken datang dari arah toilet, meraih kunci mobil yang di tinggalkannya di atas meja beserta tas juga jaket miliknya.

"Gue duluan," pamitnya.

"Gue ikut!" seru Oscar langsung berdiri.

"Kemana?" tanya Ken malas.

"Ikut sama lo," jawab Oscar.

"Gue mau pulang."

"Ya gue ikut pulang ke rumah lo."

"Ngapain? Ngintilin mulu daritadi."

Ken menghela nafasnya malas, ia memutar mata dan berlalu bersama Oscar setelah pamit pada kami. Ya, kami. Aku dan Zeeo. Bukankah terasa sedikit canggung?

Aku tahu Oscar melakukan hal ini, ia sengaja seperti ini untuk memberi ruang antara aku dan Zeeo agar segera menyelesaikan masalah kecil kami.

Tidak nyaman, tidak ada satupun bahan pembicaraan melintas di pikiranku. Uh kenapa lebih mudah kemarin saat Zeeo belum menyatakan apapun padaku? Sekarang aku merasa lebih canggung dan segan padanya. Seharusnya aku bisa bersikap biasa saja, tapi rasanya sedikit sulit.

Zeeo beranjak dari duduknya lalu menarik tanganku. "Restorannya mulai rame, nggak enak kalau kita duduk berdua di tempat untuk sepuluh orang ini." setelah aku berdiri Zeeo menungguku berdiri dan meraih tasku lalu menarik tanganku berjalan keluar.

UNCHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang