Selesai mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah aku masuk ke dalam kamar Oscar, berniat untuk membangunkannya dan membantuku agar berhasil dari taruhan. Aku mengguncang badan Oscar sambil meneriaki namanya, namun dasar Oscar yang sulit sekali untuk bangun pagi, dia tidak kunjung membuka matanya dan menyambut kedatanganku.
"Oscar Aidan, BANGUUUUN!" aku berteriak dekat dengan telinganya dan itu membuatnya hampir loncat dari atas kasur.
"JEZZ, SIALAN!" teriak Oscar seraya menutupi telinganya dengan kedua tangannya sambil kembali memejamkan matanya dan menenggelamkan wajahnya di bantal.
"BANGUN!" teriakku lagi.
"Gue nggak akan sekolah, gue nggak mau!" teriak Oscar dari dalam bantal.
"Kenapa?"
"Males! Bilang sama Mom kalau gue sakit dan nggak bisa sekolah untuk waktu yang cukup lama."
"Ok." Kataku dan berlalu dari kamar Oscar kemudian turun ke bawah untuk sarapan.
Sampai di bawah Mom memperhatikanku sesaat, kemudian melanjutkan aktivitasnya. "Mana Zac sama Oscar?" tanya Mom seraya membuka mulutnya dan melahap wafel keju saus cokelat kesukaannya.
"Zeus masih tidur kayaknya, kalau Oscar tadi bilang dia nggak mau sekolah karena dia males dan dia suruh aku bilang sama Mom kalau dia sakit dan nggak bisa sekolah untuk waktu yang cukup lama." Yeah ingatanku memang selalu bagus, apakah aku mengucapkan seperti apa yang diucapkan oleh Oscar? Aku harap ya.
Mom mengerutkan keningnya. "Jadi Oscar pura-pura sakit karena nggak mau pergi sekolah?" tanya mom.
"Sepertinya sih begitu," jawabku sekenanya seraya mendaratkan bokongku pada kursi di sebrang Mom.
Mom beranjak berdiri lalu meninggalkan meja makan dan menuju lantai atas. Tak lama terdengar sebuah teriakan dari Mom, dih ada apaan sih? Masih pagi juga udah tarik urat segala.
Mengambil selembar roti lalu menggigitnya dan melenggang pergi karena Zac sudah menungguku di depan. Aku tidak peduli dengan Oscar yang malas sekolah karena insiden kemarin. Ya dia kemarin baru saja putus dengan pacarnya dan berantem di koridor, entah apa yang terjadi tapi hal tersebut berhasil menghilangkan moodnya untuk pergi ke sekolah.
Sampai di sekolah Zac langsung meninggalkanku, sedangkan aku masih berkaca di kaca mobil Zac untuk merapikan sedikit rambutku. Dan tanpa disadari aku di kagetkan oleh sebuah suara klakson mobil, membuatku melompat kaget dan memelototi sang pengemudi yang ternyata adalah Kennard. Sialan, masih pagi cari masalah aja.
Mobil itu berhenti terparkir rapih di samping mobil Zac, ia pun turun sambil menyampirkan tas ranselnya di bahunya. Menutup pintu mobil, dan tak lupa menekan kunci alarmnya.
"Kalau berdiri pake perhitungan, untung gue lagi baik. Kalau nggak, lo udah gue tabrak tadi," ujarnya santai ketika Ken sudah berdiri di hadapanku.
"Punya mata kan? Sopan sedikit bisa kan? Jalan masih luas kan?"
"Ini masih pagi, oke? Minggir!" Ken maju selangkah dan menabrak sedikit bahuku, lalu aku pergunakan kesempatan ini untuk mendorong badannya dan nyaris saja dia hampir terjatuh.
"Lu emang cewe rese ya! Masih pagi juga, cari masalah aja!" keluhnya kesal.
Awalnya Ken akan melangkah lagi, namun dia tidak jadi melangkah dan malah memutar tubuhnya dan menghadap padaku. "Oh iya soal taruhan, gue harap lo sportif dan nggak curang. Karena kalau lo curang lo adalah pecundang besar."
"Ngaca sebelum lo ngomong kayak gitu, loser!"
"Tampang gue lebih menjual daripada tampang lo, jadi siap-siap anak harimau lo berpindah tangan ke gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Genç Kurgu❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...