Sampai di rumah sakit ketika mobil baru saja terparkir Nathan buru-buru turun karena dia melihat sosok Ruby yang baru saja keluar dari pintu utama rumah sakit bersama keluarganya. Sedangkan aku sedang kebingungan karena aku hanya mengenakan sebelah sepatu, sial mau tidak mau aku haru membuka sepatu sebelahnya dan berjalan masuk ke rumah sakit tanpa alas kaki.
"Lo pake sendal gue ini." Perintah Zeeo sambil menyodorkan sepasang sendal yang di pakainya padaku.
"Nggak usah, gue nyeker aja."
"Nggak apa-apa Jezz, pake aja."
"Nggak usah, Zeeo."
"Jezz—"
"Jangan paksa gue. Oh ya thanks buat tumpangannya." Potongku cepat lalu turun dari mobil duluan dan meninggalkan Zeeo sambil menenteng sebelah sepatuku.
Turun dari mobil dan aku langsung berjalan menuju pintu masuk rumah sakit, dan kebetulan aku berpapasan dengan Om Nino, Tante Joy dan Ruby.
"Halo Om Nino, Tante Joy," sapa Natan sopan.
"Hai Jacy, kamu udah pulang ternyata."
Boleh aku tertawa? Nathan menyapa Om Nino tapi Om Nino malah menyapaku, lol.
"Oh hai!" Balasku menyapanya lalu memberikan senyuman singkat pada mereka.
"LO GILA!" seru Ruby sambil mencapit kedua pipiku.
"Sakit bego!" balasku mencapit hidungnya.
"Tau nggak sih lo kabur dan lo nyusahin kita semua!" semprotnya sebal lalu melepaskan capitannya dan menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Iya kamu kemana aja sih Jacy? Tante khawatir banget waktu denger kamu kabur," timpal Tante Joy.
"Aku liburan dan lupa bilang, bukan kabur kok," Jawabku lalu terkekeh pelan.
"Liburan ya? Honeymoon kali," ledek Ruby.
Aku langsung mencubit perutnya pelan dan dia malah tergelak tertawa.
"Halo ada aku di sini, jangan lupa," sela Nathan, dan itu membuat kami langsung menoleh ke arahnya bersamaan.
"Oh ya, mana mobil kamu?" tanya Ruby.
"Tadi itu mobil aku mogok habis bensin di depan komplek perumahan Jacy. Nggak ngerti deh kenapa tiap lewat depan komplek perumahan itu selalu ada aja masalahnya, waktu itu ban bocor di sana, terus matahin spion orang di sana juga, sama kap depan penyok juga kejadiannya di depan komplek perumahan dia tuh," cerocos Nathan penuh dengan ekspresi.
"Makanya kamu harus banyak-banyak beramal, banyak berbuat kebaikan," sindir Tante Joy.
"Itu berarti depan komplek perumahan Jacy itu ngasih kamu peringatan supaya kamu nggak datang-datang lagi," timpal Om Nino.
"Kok jahat?" tanya Nathan polos.
Mengalihkan pandangannya dari Nathan dan berganti padaku— oh pada kakiku. "Kenapa sepatu kamu nggak di pakai?" tanya Om Nino.
"Sepatu aku yang sebelah dibuang sama Nathan," jawabku jujur.
"Kok bisa?" tanyanya lagi.
"Karena Jacquelyn lempar sepatunya kena jidat aku," sela Nathan.
Om Nino dan Tante Joy terkekeh pelan. "Sayangnya aku nggak bawa sendal lagi, kamu pakai sendal aku aja ini mau?" tawar Tante Joy.
"Nggak usah Tante, nanti aku beli yang baru lagi aja," jawabku lalu tersenyum lebar tanpa membuka kedua bibirku.
Om Nino kembali terkekeh lalu menepuk kepalaku. "Persis Harry sama Cheno banget, arogan, sarkas, dan nggak tau malu."
Jahat sekali Om Nino ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Fiksyen Remaja❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...