Bab 22

8.4K 496 88
                                    

Membuka kedua bola mataku ketika merasakan sesuatu yang tidak beres dengan perutku. Bangun dari tidurku lalu memperhatikan sekeliling yang ternyata sudah di penuhi oleh anak-anak tidak tahu diri itu. Sambil menggaruk kepala yang tidak gatal, aku menghitung jumlah mereka. Tapi berapa kali pun aku menghitungnya, jumlahnya tetap saja kurang satu.

Tunggu dulu, kemana Ken? Apa dia hilang di makan oleh zombie? Atau di bawa kabur oleh alien dari planet huba-huba?

Aku memegangi perutku dan kali ini aku baru menyadari bahwa aku merasa lapar sekali. Keluar dari kantung tidur lalu mencari keberadaan Ken, siapa tahu dia belum tidur dan bisa menemaniku mencari makanan di dalam mobil.

Sebelum keluar dari tenda aku menemukan sebuah senter di samping Nathan, aku meraihnya lalu menyalakannya. Ugh sialan di luar pasti gelap sekali, jam berapa ini? Astaga aku benci ketika aku terjaga tengah malam seperti ini.

Menongol di balik tenda dan memperhatikan lingkungan sekitar, bagian dalam mobil menyala dan menampakkan sesosok manusia yang sedang berjalan mondar-mandir di dalam sana. Aku menyipitkan mataku dan ternyata aku mengenali sosok tersebut, itu Ken. Aku keluar dari dalam tenda perlahan sambil mengarahkan senter ke seluruh penjuru, sialan aku benci perkemahan! Disini sangat gelap dan sepi, aku benci itu.

Dengan sedikit berlari akhirnya aku berdiri di depan pintu mobil, membukanya dan sedikit membuat kaget Ken yang berada di dalam sana.

"Gue kira setan," gumamnya.

Mengapa aku selalu di kira setan olehnya? Apa wajahku semenyeramkan itu? Aku jadi berpikir kejadian ini sepertinya terjadi tadi malam, disaat perutku terasa begitu sakit karena jadwal bulananku yang menyiksa dan aku terbangun tengah malam lalu aku menemukan Ken. Dan kali ini tidak jauh berbeda dengan malam itu, aku lapar dan aku menemukan Ken lagi, kebetulan sekali.

"Kenapa lo belum tidur?" tanyaku.

"Lapar," jawabnya lalu membuka lemari pendingin dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. "Lo kenapa bangun? Gue liat tadi lo udah tidur," tanyanya.

"Gue lapar."

"Plagiat."

"Gue emang lapar!"

"Udah berisik, bikinin gue makanan sekalian buruan." Pintanya lalu menyodorkan sebungkus sosis besar yang di keluarkannya tadi.

"Udah ngatain malah nyuruh lagi." Dengusku sebal.

"Lo yang masak atau mobil ini kebakar gara-gara gue?" tanyanya yang membuatku tidak memiliki pilihan lainnya.

Sosis panggang itu makanan kesukaanku, biasanya aku berbagi sosis dengan Rocky. Dan Ken si plagiat itu juga sangat menyukai sosis sama sepertiku, tapi dia hanya bisa memakannya, dia tidak bisa memasaknya dan dia menyebalkan.

Aku menyalakan kompor dan meletakkan teflon di atasnya, lalu mengolesi sosis dengan margarin. Aku mengolesi 10 sosis besar sekaligus, aku kelaparan. Lalu aku membuka kulkas dan menemukan satu bungkus kentang potong siap goreng, aku mengeluarkannya dan akan aku goreng.

Setelah semuanya matang aku menaruhnya ke atas piring, tak lupa menambahkan saus tomat, sambal dan mayonaise di pinggirannya. Ken sama sekali tidak membantu, dia hanya duduk di sofa sambil terus memperhatikan aku yang sedang memasak, dia memang tidak berguna jika disimpan di dapur. Aku kembali membuka lemari pendingin dan mengeluarkan dua buah minuman dari dalam sana.

Lalu tiba-tiba Ken berdiri dan menghampiriku. "Bawa minumannya keluar." Perintahnya seraya meraih piring yang berisi penuh makanan itu dan membawanya keluar.

Aku tidak mengerti kemana dia akan pergi, dan aku menurut saja. Membawa dua kaleng minuman tersebut dan membututi Ken.

"Mau kemana sih?" tanyaku bingung.

UNCHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang