Sialan! Semua orang jahat padaku. Aku benci semua orang! Di saat semuanya sedang sibuk berdandan mewah untuk menghadiri pernikahan Zac dan Crystal, tidak ada satu orang pun yang peduli padaku. Mom dan Dad sudah pergi dari sore hari bersama Zac karena mereka memilik urusan lain. Sedangkan Oscar pergi dari siang mengantar Zeea ke salon, aku memang di ajak pergi ke salon oleh mereka tapi aku tidak mau. Sedangkan Belle dan Hannah sudah menghilang saat mereka berdua di telepon oleh Mom dan Dad yang menyuruh mereka untuk segera pergi ke rumah Om Nino.
Dan di sini lah aku sekarang di dalam kamar di temani dengan seorang petugas yang di datangkan dari sebuah salon sambil menatap ponselku dengan kesal. Ya Mom menelepon pihak salon dan menyuruhnya untuk datang ke rumah dan mendandaniku agak aku terlihat sangat cantik. Sialan aku belum sempat bertanya apakah Ken akan kemari atau tidak, tapi dia malah mematikan ponselnya begitu saja dan sampai sekarang ponselnya belum kunjung menyala.
"Sudah selesai, sekarang ganti baju ya," ujar mbak-mbak yang barusan selesai merias wajahku.
"Gue nggak punya baju."
"Nyonya Chenoa tadi sudah memberikan baju ini dan menyuruh kamu untuk memakainya," ujarnya sambil membawa sebuah gaun panjang dengan potongan dada rendah dan tanpa lengan.
Awalnya aku akan menolak untuk memakai gaun ini, tapi ternyata gaun yang Mom belikan untukku sangatlah indah. Entah mengapa aku menyukainya, sangat. Bangkit dari kursi depan meja rias lalu meraih gaun tersebut dan memperhatikannya sesaat.
"Gaun itu cocok buat kamu, gaun itu terlihat sangat cantik."
Aku mengangguk setuju, menaruh ponselku di atas meja rias lalu memberikan kembali gaun itu pada petugas salon yang entah siapa namanya aku tidak tahu, padahal tadi diawal dia sudah memperkenalkan namanya padaku. "Bantu gue pake gaunnya."
Dia tersenyum lalu mengangguk dan menyuruhku untuk membuka bajuku dan aku menuruti perintahnya. Menanggalkan semua pakaianku dihadapannya dan dia membantuku memasangkan gaun tersebut pada tubuhku. Petugas salon membantuku agar merasa nyaman memakai gaun ini, setelah selesai dan terasa enak di pakai aku bercermin lalu memutar tubuh.
Tersenyum tipis saat melihat pantulan diriku dari cermin, dengan rambut dibiarkan terurai tidak teratur, di tambah anting-anting di telingaku aku merasa sudah siap untuk mendatangi acara pernikahan Zac dan Crystal. Namun yang jadi pertanyaannya adalah, siapa yang akan menjemputku? Apakah aku harus naik taksi? Oh astaga jangan konyol, aku saja sulit berjalan dengan gaun besar ini.
Sialan. Aku masih lupa jika aku kehilangan banyak mood bagusku hari ini, aku tidak tahu Ken akan datang atau tidak. Dan yang aku tahu adalah Ken marah padaku, beserta semua orang sibuk dan melupakanku.
"Kamu sempurna Jacquelyn," gumam petugas salon tersebut.
Tersenyum tipis padanya. "Thanks."
"Oh ya ini sepatunya." Katanya sambil menyodorkan sepasang heels cantik padaku.
Aku berjalan menghampiri kasur lalu duduk di tepinya, dengan senang hati petugas salon tersebut membantuku untuk memakai heels tersebut. Setelah terpasang dengan baik, aku mencoba berdiri dan berjalan.
"Kamu sudah siap untuk pergi Jacquelyn, kalau begitu aku permisi karena tugasku sudah selesai." Kata petugas salon tersebut sambil merapikan semua barang riasan yang di bawanya dalam sebuah kotak besar.
"Thank you," kataku sekali lagi.
"Ya, sama-sama." Balasnya lalu keluar dari kamarku dan berlalu.
Tidak adakah inisiatif dari Oscar untuk mejemputku? Aku kesal jika dia sudah terus-terusan mengutamakan Zeea. Aku cemburu, ya sangat. Karena aku adalah Adiknya, tapi Oscar lebih mementingkan Zeea yang berstatus sebagai pacarnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Teen Fiction❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...