Sepulang dari rumah sakit, rumahku sudah dipenuhi oleh squad-ku, iya biarin sebut aja squad biar keren. Ruby dan Zeea memandangku tidak percaya jika aku terlibat dalam perkelahian, lagi. Setelah itu mereka menuntut penjelasan, kenapa aku melakukan ini dan kenapa aku tidak mau bercerita pada mereka.
Singkat cerita aku ceritakan semuanya dengan jelas dan detail selagi menunggu makan malam, awalnya mereka menganggapku gila dan tidak punya otak. Tapi setelah itu mereka kesal sendiri dengan perbuatan si cewek gila itu.
Tidak hanya aku yang bercerita, tapi Zeea dan Ruby juga bercerita bahwa Oscar membuat keributan di sekolah. Percaya atau tidak Oscar memberi pelajaran pada cewek-cewek sinting itu, katanya Oscar tidak terima cewek sinting itu sudah menyakitiku. Bukankah Oscar manis? Tapi buruknya Daddy kembali dipanggil dan Oscar berujung terancam skors.
Kini aku tengah duduk sendiri di ruang tengah lantai atas, mengganti-ganti channel televisi bosan karena tidak ada tontonan yang menarik. Zac dengan teman-teman yang lain sedang bermain kartu di kamarnya, sedangkan Zeea dan Ruby juga Crystal membantu memasak di dapur. Rumahku ini sudah seperti rumah mereka semua memang, keluar masuk tanpa permisi dan berlaku seolah-olah ini rumahnya. Tapi tidak masalah, selama mereka tidak menjual sertifikat rumah ini, baik-baik saja.
"Hey,"
Bersamaan dengan sapaan, seseorang duduk di sampingku. Menarik daguku dan meneliti setiap inch wajahku. "Ck, tambah ancur aja muka lo."
Aku menepis tangan Oscar. "Itu mata kenapa? Bengkak bener."
"Digigit nyamuk?" bodoh Oscar, menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lagi.
Mataku menyipit, meneliti kedua bola matanya. Namun Oscar malah menutupi wajahku dengan tangannya. "Jangan gitu liatinnya, nanti suka jadi insect."
"HAH? Insect?"
"Iya itu yang suka sama orang yang masih ada hubungan keluarga kan?"
Sontak tawaku lepas, benar-benar lepas sambil memukuli sofa. Sedangkan Oscar menatapku heran dan berpikir keras apa yang sedang aku tertawakan.
"Biasa aja ketawanya, puas bener," komentarnya.
"Lo goblok apa dongo sih? Insect itu serangga, bodoh!"
"Oh iya iya? Terus apa namanya?"
"Incest, bodoh!"
"Ya beda tipis lah."
"Ya tapi beda arti, bego!" Aku menonjok bahunya pelan, tapi Oscar meringis kesakitan.
"SAKIT WOY!" teriaknya langsung menepis tanganku darinya.
"Ye lebay, pelan juga."
"Sakit ini, lebam liat."
Oscar menggulung perlahan lengan bajunya, dan benar apa yang dikatakannya, lebam.
"Kenapa bisa lebam?"
Menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, mengusap wajahnya dan kembali menatapku.
"Kenapa sih? Lo berantem lagi sama Zac?" tanyaku penasaran.
"Bukan."
"Terus kenapa?"
"Gue di drop out."
"DROP OUT?!"
Pletak.
Satu tepukan ringan di kepalaku membuatku tersadar jika ucapanku tadi terlalu keras.
"Kok bisa drop out? Lo ngapain di sekolah anjir?"
![](https://img.wattpad.com/cover/28134046-288-k306801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Teen Fiction❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...