"Nggak apa-apa, di sini sepi."
Oh sial! Kenapa suara laki-lakinya mirip sekali suara Zac? Apakah mereka benar Zac dan Crystal? Astaga aku tidak pernah mau melihat kedua kakak laki-lakiku dengan keadaan seperti ini, itu menjijikkan! Tapi mengapa malam ini aku di haruskan untuk menghadapi kenyataan seperti ini?
"Yang ujung pintunya ketutup, itu berarti ada orang."
Aku menahan nafas untuk beberapa detik. Sial kalau ketahuan bagaimana?
"Rusak kali."
"Lo liat dulu deh, takutnya ada orang."
Mati. Aku meremas pundak Ken gugup, sial kalau orang yang ku duga Zac itu menemukan aku dan Ken di sini bagaimana? Sial sial sial!
Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekat pada bilik toilet dimana aku dan Ken bersembunyi. Aku menunduk, khawatir jika Zac benar-benar memergokiku di sini. Degup jantungku berdetak tidak karuan, apalagi ketika orang yang ku duga Zac itu memutar kenop pintu.
"Pintunya rusak."
"Lo tengok di bawahnya ada kaki orang nggak."
SIAL! Aku dan Ken semakin panik. Perlahan Ken memundurkan badannya sampai benar-benar mentok, dan aku hanya dapat berdoa dalam hati agar tidak sampai ketahuan.
"Nggak ada orang Crys, toilet ini bener-bener rusak."
Aku dapat bernafas lega ketika bayangan orang tersebut mulai menjauh. Lalu tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat tidak ingin aku dengar di susul dengan suara sebuah benda keras menabrak dinding. Aku menggigiti kuku jari tanganku, sialan aku benar-benar merinding mendengar hal seperti ini. Ya Tuhan aku benci memiliki kakak seperti mereka berdua, aku memejamkan mataku dan berharap suara menjijikkan tersebut menghilang. Tapi sialnya doaku tidak terkabulkan, mungkin doa orang yang sedang berada di dalam toilet seperti ini memang tidak akan pernah terkabulkan.
"Zac stop!"
"Kenapa sayang?"
"Gue ngerasa perut bagian bawah gue sakit, gue takut kenapa-kenapa."
"Sakit gimana?"
"Yaa sakit. Gue takut."
"Besok kita ke rumah sakit."
"Ngapain? Lo gila?"
"Ya kita periksa ke dokter."
"Gue takut."
Apa yang terjadi? Astaga obrolan mereka menghilang dan berganti dengan— ah sudahlah aku yakin kalian tidak ingin tahu, karena ini benar-benar menjijikkan. Ingin rasanya menyumpal telingaku dengan tisu toilet agar aku tidak dapat mendengar percakapan sampah mereka.
Tak lama dari itu pun terdengar suara aneh lainnya, astaga aku sudah tidak tahan. Ku remas rambut Ken pelan dan beruntung dia tidak berteriak seperti biasanya.
Sontak aku langsung menutup telinga Ken kala mendengar suara horor dan membenamkan wajahku di rambutnya yang membuatku dapat mencium aroma rambutnya yang wangi mint itu. Ken tidak menolak atau bahkan berontak.
Lebih dari lima menit aku dan Ken dalam posisi diam hanya bernafas seperti ini. Aku pegal dan aku sudah benar-benar muak mendengarkan entah-apa-yang-sedang-mereka-lakukan-tapi-aku-tahu-itu-menjijikkan.
Aku dapat benar-benar bernafas dengan lega ketika terdengar suara mereka melangkah menjauh dan di akhiri dengan suara debum pintu yang cukup keras. Bersamaan dengan hal tersebut aku langsung mendorong tubuh Ken dan aku merenggangkan otot-ototku yang sempat kaku beberapa menit lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Novela Juvenil❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...