Aku menunggu di samping mobil Ken semenjak sepuluh menit yang lalu, dia menyuruhku untuk menemuinya disini karena dia ingin bertemu denganku entah untuk apa. Aku menatap ponselku lalu mengetikkan pesan pada Ken agar cepat menemuiku.
Kebetulan tadi Zeeo memberitahuku bahwa dia di panggil ke ruangan wali kelasnya untuk mengurus nilainya yang kosong karena skors beberapa hari yang lalu. Jadi aku masih memiliki waktu untuk menemui bocah kampret itu secara diam-diam.
"Jezz." Aku tersentak kaget lalu memutar tubuhku dan menemukan Ken sudah berdiri di hadapanku.
"Mau apa sih?" tanyaku tidak sabaran.
"Awas." Ken malah mendorongku menjauh dari pintu mobilnya.
Ken membungkukan badannya lalu mengambil sesuatu pada kursi penumpang. Ya mobilnya sudah kembali tidak di tahan kembali, begitu pula Zac, Nathan dan Zeeo. Jadi aku tidak perlu berpanas-panasan menaiki sepeda ataupun skateboard.
"Nih." Ken menyodorkan sebuah snapback berwarna merah marun padaku. "Ambil dan berhenti merengek minta topi gue lagi."
Senyum di bibirku merekah sambil menerimanya, aku langsung mencubit pipi Ken dan langsung ditepisnya. Tapi aku tetap tersenyum lebar di hadapannya.
Ya dari kemarin semenjak Nathan mengambil alih topi milikku aku terus merengek pada Ken untuk meminta miliknya yang ini, yang sedang aku pegang sekarang ini. Awalnya Ken menolak dan berencana untuk membelikan yang baru untukku, tapi aku tidak mau karena aku inginnya yang ini, milik Ken. Dan akhirnya dia memberikannya padaku juga.
"Sama-sama Jezz," ucap Ken, sarkas.
"Okay thankyou, Kennard."
"Gue pulang dulu," pamitnya.
"Pulang aja gue nggak peduli, hahahaha," balasku lalu tertawa.
Ken memutar bola matanya lalu mengacak-acak rambutku sembarangan, namun tiba-tiba Ken memajukan wajahnya dan hendak mengecup keningku. Tapi dengan cepat aku taruh telapak tanganku di kening, dan alhasil bibir Ken mengecup punggung tanganku. Sialan si Kennard!
Setelah itu aku tidak membuang kesempatan yang ada, menepuk keningnya sambil memelototinya.
"Zeeo bilang nggak boleh ada yang cium-cium gue selain dia!"
"Egois cowok lo berarti."
"Kok egois sih?"
"Ya iya lah, pelit amat sampe gue nggak boleh cium lo."
"Dasar gila!"
"Eh kurang baik apa gue sama cowok lo, lo itu kan milik gue, gue mah baik mau berbagi sama dia. Lah dia nggak mau berbagi sama gue."
Aku mencapit hidung Ken lalu menariknya ke atas, dan itu membuat Ken berteriak kesakitan. "Milik lo palalo koclak!"
Ken memukul tanganku agar melepaskan hidungnya, lalu dia mengusap pangkal hidungnya yang memerah. "Dasar anak hutan!"
"Lo anak Mami!"
"Lo anak Daddy!"
Ken membuka pintu mobilnya dan langsung masuk ke dalam.
"Lo jomblo akut!" Teriakku di balik kaca mobilnya.
Ken menurunkan kaca mobilnya lalu berteriak. "Setan lo!"
Aku tertawa lalu memutar tubuh dan meninggalkan Ken yang sedang memutarkan mobilnya untuk keluar dari tempat parkiran. Entah, sebenarnya dari dulu aku memang rivalnya, tapi tidak rival yang sebenarnya. Sempat akur walaupun masih saling memaki, tapi sebenarnya yang membuat aku dan dirinya parah kemarinan itu karena aku menjahilinya kelewatan dan dia menjahiliku lebih kelewatan. Jadi ada sedikit gesekan dalam hubungan perteman-rival-an kami. Apasih? Nggak tau lah bodo, terserah.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Fiksi Remaja❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...