Bab 10

7.9K 514 69
                                    

Aku berusaha membuka mataku yang terasa begitu lengket dan enggan untuk dibuka, belum lagi rasa pusing masih betah bersarang di kepalaku. Ingin sekali rasanya membenturkan kepala ini ke tembok dan berharap rasa sakit dan pusingnya akan hilang begitu saja. Aku merasakan ada sesuatu pada telapak tanganku, aku meremasnya dan itu malah membuat sebuah suara erangan kecil.

Kupaksakan untuk membuka mata dan aku menemukan Zeeo yang baru membuka matanya juga dan terduduk di sampingku. Walaupun penglihatanku belum begitu jelas, tapi aku sangat yakin bahwa orang yang berada di sampingku ini adalah Zeeo.

Aku berusaha menormalkan pandanganku, melepas tangan Zeeo yang aku remas tadi lalu memijiti kepalaku. Minuman sialan! Aku tidak mau mabuk lagi jika seperti sekarat begini rasanya.

Ah ya, mengapa ada Zeeo disini? Bukankah tadi malam aku baru saja di cium oleh Ken lalu terjatuh ke atas tubuhnya? Mengapa sekarang aku sudah berada disini? Dimana ini? dan kenapa ada Zeeo? Ugh kepalaku sakit ketika begitu banyak pertanyaan yang muncul di dalam sana.

"Jezz lo hutang penjelasan sama gue." Aku menoleh lagi ke samping dan kali ini aku dapat melihat wajah Zeeo dengan jelas.

"Dimana ini?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Lo nggak mungkin lupa ini ada dimana," jawab Zeeo lalu memutar tubuhnya membuka meja kecil di samping tempat tidur milik Oscar ini.

Ya aku tahu aku berada dimana, mana mungkin aku lupa dengan keadaan kamar Oscar.

Zeeo membalikkan tubuhnya dengan dua buah obat di tangannya, "Bangun," perintahnya.

"Kepala gue pusing."

"Biar kepala lo nggak pusing, minum ini," Zeeo berusaha membantuku bangun dengan satu tangannya, karena tangan yang satunya memegang dua buah obat berwarna putih di tangannya.

Zeeo menyodorkan obat tersebut padaku. "Telen ini."

"Buat apa nelen ini?"

"Biar pusingnya ilang."

Aku mengambil dua buah butir aspirin tersebut lalu memasukkannya ke dalam mulut, kemudian Zeeo menyodorkan segelas air putih padaku dan aku pun meminumnya.

"Gue mau tanya sama lo."

"Jangan sekarang, kepala gue mau pecah rasanya. Gue tau lo mau marah sama gue, tapi jangan sekarang."

Zeeo mengangguk pelan, mengusap kepalaku lalu beranjak berdiri dan masuk ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar Oscar ini

Tak lama setelah aku bangun, aku mendengar suara erangan dari sampingku. aku menoleh dan menemukan Ken sedang tertidur di sampingku. Whoa sialan! Kenapa aku bisa tidur satu kasur dengan curut satu ini?

Ken melayangkan tangannya pada kepalanya lalu memijitinya dengan pelan, setelah itu secara perlahan matanya terbuka. Namun tiba-tiba saja Ken langsung terbangun sambil menutupi mulutnya. Telihat Ken sedikit kaget melihat keberadaanku, setelah itu Ken berlari ke arah kamar mandi dengan mulut yang masih di tutup.

BRAK!

"HUEEEKKKK."

"BANGSAT KENNARD!"

"HUEEEEKKKKK."

"LO MUNTAHNYA KESANA BEGO! JANGAN MUNTAH KENA BADAN GUE!"

"HUEEEKKKKKK."

"BAJINGAN!"

Terdengar hening berberapa saat, lalu keheningan dipecahkan oleh suara gemericik air. Ken keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah dan rambut yang basah, ditambah lagi dengan bintik-bintik merah pada wajahnya. Hey ada apa dengan wajahnya? Apa dia habis dipukuli oleh Zeeo di kamar mandi barusan?

UNCHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang