"Ken sini deh duduk," pinta Ruby.
Aku menoleh ke samping dan menemukan Ken sudah mendaratkan bokongnya pada kursi tempat Zeea tadi duduk.
"Tumben nggak nempel sama pacarnya, biasanya nempel terus kayak tai sama lalat," Ejek Ken dan itu membuatku langsung mencubit lengannya dan dia mengaduh kesakitan.
"Sakit bego!" umpatnya seraya memukuli tanganku agar melepas cubitanku di lengannya.
"Lagian lo ngasih perumpaan nggak enak banget, tai sama lalat. Nggak ada yang lebih bagus dikit ngapa? Nyebelin lo!" Umpatku kesal.
"Mulut-mulut gue, ya suka-suka gue lah!" Balasnya tidak mau kalah.
Ruby menyikut lenganku lalu membisikkan sesuatu padaku. "Jezz tanya gih."
Oh ya tanya. Satu-satunya hal yang dapat membuktikan sebuah kebenaran.
"Lo sama siapa tadi?" tanyaku langsung tanpa rasa malu sedikitpun. Sudah kubilang aku sudah biasa begini dengan Ken, bahkan sepertinya aku sudah tidak segan atau canggung lagi padanya, meskipun dengan adanya kejadian beberapa hari yang lalu. Urat maluku hampir putus, ingat? Nah, Ken pun seperti itu jika berhadapan denganku.
Ken mengerutkan keningnya lalu menatapku dengan tatapan aneh. "Siapa? Kapan?" Ken balik bertanya.
"Cewek tadi, yang mukanya tua. Kata Zeea lo mau di jodohin sama tuh cewek ya? Kok lo nggak pernah bilang?"
Sontak raut wajah Ken berubah, tidak- bukan berubah menjadi panik, namun berubah seperti menahan tawa yang akan segera meledak. Apa ada yang lucu dari pertanyaanku?
"Gue?" tunjuk Ken pada dirinya sendiri. "Di jodohin sama Aleisha? HAHAHAHAHAHA." Bukannya menjawab tapi dia malah tertawa puas sekali.
Karena kesal ku jambak rambutnya cukup keras dan itu berhasil menghentikan tawanya.
"SAKIT JACQUELYN!" pekiknya sambil menahan rasa sakit.
Aku melepaskan tangaku dari rambutnya dan melemparkan pandanganku pada Ruby yang ternyata sedang tertawa puas. "Kenapa sih?" tanyaku tidak mengerti, mengapa mereka berdua malah tertawa puas? Sedangkan aku tadi saja frustasi mendengar berita tersebut. Apa aku yang terlalu berlebihan?
"Emangnya kenapa? Bukan urusan lo juga kali." Ujarnya lalu kembali tertawa.
Karena kesal aku langsung menghujaminya dengan banyak pukulan. Tiba-tiba Ruby yang berada di sampingku langsung menahan kedua tanganku agar tidak memukuli Ken lagi. Aku benar-benar kesal padanya kali ini.
"Jacy lo gila!" seru Ruby seraya berusaha menahan kedua tanganku.
Aku menepis tangan Ruby dan berhenti memukuli Ken, dia terlihat kesakitan karena aku memukulinya tidak menggunakan perasaan. "LO NYEBELIN BANGET!"
"Gila dasar!" balas Ken kesal.
"Jadi cewek itu siapa? Beneran mau di jodohin?" tanyaku yang masih belum mendapatkan jawaban yang jelas.
"Bilang sama gue kalau lo cinta sama gue."
"Gue nggak-"
"Kalau lo nggak cinta sama gue ngapain lo peduli sama gue? Kenapa juga lo sampai frustasi banget liat gue datang ke sini bawa cewek? Kenapa? Kasih gue alasan yang masuk akal."
Sialan! Beraninya dia menghujaniku dengan banyak pertanyaan tidak jelas. "Gue cuman pengen tau aja."
Ken menghembuskan nafasnya kasar. "Tunggu disini."
Ken berdiri lalu meninggalkanku bersama Ruby dengan penuh tanda tanya.
"Lo bego tau nggak?" kata Ruby di sampingku.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Dla nastolatków❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...