Aku dan Zeeo baru saja sampai di depan hotel, turun dari mobil dan Zeeo memberikan kunci mobilnya pada valet. Setelah itu dia mengaitkan tangannya di pinggangku dan menarikku agar lebih dekat dengannya.
"Gue kayak badut nggak sih?" tanyaku tidak yakin dengan dandananku yang di atur oleh Crystal ini.
"Lo cantik, banget," jawab Zeeo dengan senyuman.
Ini aku baru sampai bersama Zeeo di hotel tempat kita mendapatkan hukuman kemarin. Hari ini hotel telah dipersiapkan untuk merayakan hari ulang tahun Daddy Harry tercinta.
"Gue pengen bilang lo ganteng, tapi lo nggak ganteng."
"Terus?"
"Lo itu sempurna di mata gue." Kataku lalu terkikik geli mendengar ucapanku barusan.
Astaga belajar darimana aku menggombal bodoh seperti itu? Menggelikan sekali.
Zeeo terkekeh pelan lalu mengacak rambutku, dengan cepat aku menepis tangannya. "Zeeo jangan pegang! Nanti acak-acakan!"
"Sekarang lo jadi centil ya, rambutnya di pegang dikit aja protes."
Aku menatap Zeeo sinis lalu berjalan masuk duluan ke dalam menuju ballroom hotel. Harusnya aku tadi berangkat bersama Zac atau Oscar, tapi sialnya mereka meninggalkanku dengan alasan akan menjemput pacarnya masing-masing. Sial karena sekarang aku jadi dinomor dua kan, dan mereka lebih peduli pada pacar mereka masing-masing ketimbang aku.
"Jezz tunggu!" Panggil Zeeo yang tiba-tiba sudah menangkap tubuhku dan memeluknya dari belakang, dia baru saja memanggilku dengan berbisik tepat di telingaku. Astaga Tuhan aku benar-benar kaget, dan jantungku berdetak cukup kencang. Aku sempat tidak dapat bernafas untuk beberapa saat karena terkejut.
"Bernafas Jezz," bisiknya lagi dan itu membuatku benar-benar membeku seketika.
"Zeeo jangan buat gue mati sekarang."
"Kenapa?"
Aku menelan ludahku susah payah, demi Tuhan apa yang terjadi padaku? Memejamkan mataku sesaat lalu melepas tangan Zeeo yang melingkar di perutku, aku memutar tubuh jadi menghadap padanya. "Zeeo jangan gitu lagi, gue ... gue ... gue lemes."
"Lebay banget sih. Peluk doang." Cibir Zeeo sambil mencolek hidungku.
"Sini coba lo yang rasain!" balasku kesal.
"Ya udah ayo peluk gue."
Aku merentangkan tanganku lalu memeluk Zeeo erat dan menyandarkan kepalaku di dadanya, dan Zeeo malah membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya di sekitar tubuhku.
"I love you." Bisiknya.
Dan tiba-tiba aku kembali merasakan seperti sebelumnya, buru-buru aku melepaskan pelukanku dan menatap kesal pada Zeeo. "Lo peluk gue, gue yang merinding. Gue peluk lo, gue juga yang merinding. Sebel!" Gerutuku kesal lalu memutar tubuh dan kembali berjalan menuju ballroom hotel.
Terdengar kekehan pelan dari Zeeo yang mengikuti langkahku. "Gue nggak merinding Jezz, tapi gue ngerasain kupu-kupu berterbangan di perut gue."
"Terserah lo Zeeo, mau kupu-kupu kek, mau naga sekalian, gue nggak peduli!" balasku tanpa menoleh ke belakang.
"Jezz," panggil Zeeo.
"Apalagi?" sahutku kesal.
"Pintu ballroom di sebelah sana, bukan di situ sayang." Jawab Zeeo lalu menarik tanganku dan membawaku menuju pintu ballroom.
Sial gara-gara Zeeo aku jadi tidak dapat berkonsentrasi.
Zeeo membawaku masuk ke dalam ballroom yang sudah di penuhi banyak orang, karena bisnis Dad begitu sukses jadi begitu banyak pula orang yang di undang untuk datang ke acara ulang tahunnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Teen Fiction❝Maybe it's not about the happy ending, maybe it's about the story.❞ WARNING: This story is contain harsh words and another bad content, for story needed. So, please be wise. Do NOT steal any contents and scenes on this story because everything is b...