•72•

803 83 0
                                        

••

Usai dengan semuanya Jiwon merasa hampa sekarang.
Yang awalnya merasa sangat puas karna bisa membunuh orang yang telah merenggut nyawa kekasihnya tapi sekarang Jiwon justru merasa kosong.
Dirinya memilih untuk mengunjungi sebuah cafetaria yang ada diujung kota,sekarang waktunya untuk menyendiri.

Jiwon berjalan masuk dengan sedikit tertatih bahkan rasanya kaki Jiwon tidak menapak dilantai seperti melayang di udara.
Memilih bangku paling ujung,memang niat sekali untuk menyendiri.
Menghembuskan nafasnya berat, menelungkupkan kepalanya diatas tumpuan tangannya.

"Permisi,boleh saya tulis pesanannya?"

Jiwon mengangkat kepalanya,pelayan yang menghampirinya itu pun tersenyum lebar kearah Jiwon membuat degup jantung Jiwon seakan-akan berhenti.

Jiwon mengangkat kepalanya,pelayan yang menghampirinya itu pun tersenyum lebar kearah Jiwon membuat degup jantung Jiwon seakan-akan berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh saya tulis pesanan anda tuan?"

"E-eum itu–terserah"

"Ha?tapi disini tidak ada menu terserah."

"Apa saja."

Jiwon kembali menelungkupkan kepalanya diatas tumpuan tangannya,pelayan itu hanya berdehem dan pergi meninggalkan Jiwon.
Tak lama kemudian,pelayan tersebut kembali dan memberikan satu gelas coklat hangat pada Jiwon dan juga sepiring dessert kecil.

"Ini,selamat menikmati."

"Tunggu."

Jiwon mencekal tangan kanan pelayan tersebut,dan menatapnya dengan intens alhasil membuat keduanya saling bertatapan.

"Siapa namamu?"

"Eum–park Jihoon"

Jiwon mengangguk paham,dan segera melepaskan tangan pelayan itu.
Park Jihoon–segera menjauh dari sana tentu saja dengan detak jantung yang tidak karuan.

••

Lyn menyusul Jungkook kearah belakang,sekilas tersenyum kecil kala melihat punggung kakak iparnya yang sedang duduk di ayunan besar.
Kakinya melangkah menuju ke sana,dan mendudukkan dirinya tepat disamping kakak iparnya itu.

"Lyn?"

"Ya Oppa?"

"Dulu saat kau tahu bahwa Taehyung akan menikahi ku yang jelas jelasnya adalah lelaki juga,apa pendapatmu Lyn?"

"Saat ibu memberitahu Lyn,awalnya Lyn terkejut hanya terkejut okay tapi Lyn yah biasa saja pokoknya terserah Tae saja,tapi—setelah Tae membawa Oppa berkunjung kerumah,Lyn yang awalnya biasa saja menjadi sangat luar biasa saat melihat Oppa."

Lyn mencuil ujung hidung Jungkook,membuat keduanya sama sama terkekeh kecil.
Jungkook tersenyum lebar dan mencubit pipi kanan adik iparnya itu.
Lyn mengaduh dan beralih menggenggam kedua tangan Jungkook dengan erat.

"Terima kasih karna berkat Oppa lah,si payah itu berubah total dan berkat Oppa juga hubungan Lyn dan si payah itu jadi lebih baik."

"Seharusnya tanpa Oppa,hubungan kalian harus tetap membaik bukan?"

"No!kalau saja dulunya Tae tidak bersama dengan Oppa,mungkin sekarang atau bahkan pasti hubungan Lyn dan dirinya tidak akan pernah membaik!masa lalu kelam itu menghancurkan segalanya Oppa."

Jungkook mengelus pipi Lyn dengan lembut,dirinya memahami betul situasi dan kondisi yang pernah menimpa suaminya dan juga adik iparnya ini.
Sekaligus merasa sangat bersyukur,dirinya membawa dampak yang positif untuk keduanya.

"Terkadang segala sesuatu yang pernah terjadi dimasa lalu,bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan kita,dimana kita bisa mengetahui letak kesalahan kita dan tidak akan mengulanginya lagi.
Yang Taehyung dan juga Lyn lalui itu ada pelajaran penting didalamnya,dimana sekarang itulah yang membuat hubungan kalian berdua jadi tambah lebih baik."

"Hikss—Oppa ayo kita menikah hikss—"

"Lyn!ada ada saja."

Jungkook lagi lagi mencubit pipi kanan Lyn,membuat keduanya kembali terkekeh kecil.
Jungkook dengan cepat mengusap air mata itu dengan lembut,dan mengecup ujung hidung mancung milik Lyn.
Lyn pun melakukan hal yang sama pada kakak iparnya.

"Lyn sayang Jungkookie Oppa."

"Oppa juga sayang Lyn."

••

T B C ✨

Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang