•53•

911 79 0
                                    

••

"Bagaimana ini bisa terjadi?Lyn apa kau mendengar suara Oppa?hikss."

Jungkook total menangis sejadi-jadinya setelah sampai dan begitu masuk keadaan adik iparnya sangat membuat jantungnya berdegup kencang.
Chaeyon memeluk leher bunda nya,berusaha menenangkan dan menahan air matanya agar tidak lolos begitu saja.

"Sudah bunda,kita berdoa saja semoga bibi Lyn bisa sembuh secepatnya."

Chaeyon menarik pelan tangan bundanya,dan menggenggam nya dengan erat.
Mengusap air mata yang keluar dari mata cantik itu,menggeleng kecil sembari tersenyum.
Jungkook dapat melihat senyuman tulus dari putrinya itu,senyuman yang penuh harapan.

"Kita berdoa,dan serahkan semuanya kepada yang maha kuasa.Yah bunda?"

"Iya sayang,Onie benar."

Jungkook menarik Chaeyon kedalam pelukannya.
Tak lama kemudian,pintu terbuka perlahan dan ternyata itu paman Max yang membawakan makanan untuk Jungkook dan juga Chaeyon.
Max berjalan perlahan dan berdiri tepat disamping ranjang Lyn.

"Nyonya,nona makanan dari tuan besar Taehyung."

"Ayo bunda,makan dulu."

"Baiklah."

••

"LEPASKAN AKU!!!"

Taehyung menatap jengah kearah James yang sedari tadi berteriak keras,membuat telinga nya terasa berdenging.
Berdecak tidak suka,lantas berjalan menghampiri kakek tua itu dan menancapkan pisau kecil tepat diatas paha nya.

"AKHH!SIALAN!"

"Diamlah,atau aku tambahkan lagi kedalaman pisau nya?"

James meneguk ludahnya kasar,Taehyung tidak main main dengan perkataannya yang ingin menyiksa kakek tua ini karna sudah menyebabkan adiknya terluka parah.
Richard hanya memperhatikan dari luar kaca tembus pandang,dan menyerahkan segala-galanya kepada Taehyung.

"Tempelkan ditubuhnya."

Titah Taehyung kepada anggota kakeknya.
Mereka semua mendekat dan satu persatu menempelkan bom pada tubuh James.
Siempunya meronta dengan keras kala bom bom berbahaya itu menempel ditubuhnya.

"Ini hadiah untukmu,oh bersyukurlah James Arthur karena tanganku tidak menyentuhmu sedikitpun,ayo kita keluar!"

Salah satu anggota Richard menyalakan bom dalam waktu 10 detik.
Mereka semua segera berlari keluar dan menjauh dari rumah lusuh yang ada ditengah hutan itu.

3..2..1

Ledakan yang besar pun memenuhi seisi hutan.
Taehyung tersenyum puas begitupun dengan Richard.
Menyaksikan ledakan secara langsung memanglah menyenangkan.

Oh ayolah,ini Taehyung lakukan untuk adiknya.

"Kau harusnya melihat ini Lyn."

Titah Taehyung dengan penuh penghayatan.
Richard merangkul pundak Taehyung sedikit menggoyangkan rangkulannya.
Taehyung menghembuskan nafas nya pelan.
Keduanya lantas berjalan menjauh dari tempat ledakan itu,menuju kesalah satu pesawat milik Richard.

••

Jiyon berjalan menuju kearah Earth yang tengah duduk merenung dipinggir kolam renang.

"Hey,memikirkan apa?"

"Ha?"

"Jika ada sesuatu yang mengacaukan pikiran,kau bisa menceritakannya kepadaku jangan sungkan."

"Terima kasih tapi sejauh ini tidak ada,masih aman saja."

Jiyon mengangguk kecil,mengayunkan kakinya pelan didalam air,setelah tadi hujan reda kolam ini menjadi sangat dingin.
Earth menatap kosong kearah kakinya yang terendam air.

"Tidak ada?tapi selalu merenung seperti itu,kebiasaanmu."

Earth hanya diam.
Masih enggan membuka suaranya dan memberikan semua keluh kesahnya kepada Jiyon.
Sejujurnya,yang mengacaukan pikirannya  itu ialah kakak nya.
Pertanyaan silih berganti masuk kedalam otaknya.
Kemana P'dim pergi ? Apakah aku tidak akan pernah bertemu dengan P'dim lagi ?
P'dim,aku sangat menyayangimu.

Semua itu hanya waktu yang bisa menjawabnya.

••

T B C ✨

Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang