•90•

735 63 0
                                        

••

Jiwon membenarkan perkataan ayah nya.
Yang seharusnya Jiwon tidak egois akan cintanya,dan dia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan anak yang baru beberapa bulan ia kenal.

Jiwon berjalan gontai memasuki rumah,setelah mengantarkan Jihoon kembali ke cafe ia langsung pulang begitu saja.

"Jiwon Hyung?"

Jiyon menyapa,Jiwon hanya berdehem dan berlalu begitu saja.
Jiyon mengernyitkan dahinya,beralih menatap kearah pintu depan.
Dirinya berfikir,mungkin saja Leang bersama ayah dan Jiwon Hyung pulang deluan.

Jiyon langsung berlari menaiki lengkukan tangga untuk mengejar Hyung nya.
Perlahan membuka pintu kamar milik Jiwon,Jiyon menatap Hyung nya terbaring begitu saja diatas ranjang tanpa membuka semua pakaian kerja nya.

"Hyungie ada apa?"

Jiyon memberanikan diri untuk mendekat,dan mendudukkan dirinya disamping Jiwon yang terbaring.

"Apa hyungie sakit?"

"Jiyon,apa salah jika Hyung masih mencintai seseorang yang tidak ada didunia ini lagi?dan selalu berharap sewaktu-waktu dia akan kembali."

"Tidak salah,tapi yang salah itu–hyung selalu berharap dia kembali,nyatanya itu tidak akan pernah terjadi."

Jiwon memejamkan matanya dengan erat,tangannya mengepal kuat.
Sialan,dia memang sangat mencintai Earth.
Rasanya tidak mungkin,hal seperti ini terjadi kepadanya.
Dirinya masih tidak percaya dengan kematian Earth.

"Kenapa kisah cinta Hyung tidak semulus orang-orang kebanyakan yang berakhir dengan indah bukan dengan luka."

••

Jihoon menarik laci kasir dengan perlahan-lahan,pikirannya masih tertuju kepada Jiwon.
Yeah,pemuda itu–pemuda yang baru beberapa bulan ia kenal namun sudah berhasil membuatnya jatuh cinta.

"Lho,bukannya kau sudah melamar di perusahaannya Jiwon Hyung?"

Titah Jisung salah satu sahabat terbaik Jihoon.

Jihoon melirik sedikit,lalu mengendikkan bahunya.

"Ada apa Jihoon?kau bertengkar dengan Jiwon Hyung?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kau malah kembali,seharusnya kau sudah bekerja disana sekarang."

Jihoon mendengus kasar,beralih mendudukkan dirinya dengan wajah yang tertekuk.
Jisung menghampiri sahabatnya itu dan ikut duduk tepat didepannya.
Beruntung,cafe sepagi ini masih sepi jadi ada waktu untuk bergosip sebentar.

"Jiwon Hyung,dimarahi oleh ayahnya karna seenaknya saja membawaku untuk bekerja disana and then ayahnya menyuruhku untuk pulang."

"Oh,i see–jadi bagaimana menurutmu?"

"Bagaimana apanya?aku sebenarnya tidak nyaman dan bahkan aku tidak mengerti caranya menjadi sekertaris pribadi itu seperti apa–ck aku ini hanya lulusan SMA bukan seperti orang kebanyakan."

Jisung mengangguk paham.
Dan makna terdalam dari perkataan Jihoon adalah; dia tidak bisa melakukannya namun dia juga tidak bisa menolaknya.

"Kau tahu?setelah mendengar semua yang dikatakan oleh Jiyon Hyung tentang Earth–kekasih Jiwon Hyung yang telah meninggal dunia,aku menjadi terpukul sendiri.
Sebenarnya,tidak mengesankan dan kurang ajar jika aku hanya dianggap sebagai pelampiasannya karna aku dilihat mirip sekilas dengan kekasihnya dulu."

"Kau benar,jadi kau melakukannya karna alasan?"

"Aku kasihan padanya."

Leang mendengar dengan jelas perkataan Jihoon,anak itu hanya kasihan kepada Jiwon Hyung.
Leang mengurungkan niatnya untuk berjalan masuk dan menjemput Jihoon,dengan cepat ia langsung berlari kearah mobilnya.

"Sebaiknya hentikan saja niatmu Jiyon,Jihoon bukan orang yang tepat untuk Jiwon Hyung."

Leang menutup sambungan telponnya.

••

T B C 🔫

Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang