Mine!

•7•

••

Chaeyon sekarang berada dimansion,dia bersama dengan Jiwon Oppa.
Setelah tadi menunggu lama hanya bersama dengan paman Mike saja.

"Oppa?"

"Hng?ya sayang?"

"Onie,mau bunda."

Jiwon sedikit meringis,ini adalah pertanyaan yang kesekian kalinya dari mulut mungil sang adik.

Jiwon jadi bingung sendiri sekarang,berusaha menghubungi ayah dan bunda berkali kali namun tidak ada jawaban sama sekali.

"Eum,Onie hari ini sudah ada nonton the kingdom of limes?"

"Dak."

"Nonton itu saja bagaimana?"

"Dak mau Oppa,Onie mau liat naluto caja."

"Nah,ayo nonton Naruto."

Jiwon pun mengendong tubuh gempal sang adik dan menuju keruangan khusus bermain milik Chaeyon,disana memang disediakan oleh Taehyung sebuah televisi besar untuk Chaeyon.

"Oppa?"

"Iya sayang?"

"Napa naluto ada umis na?"

"Hng,tidak tahu sayang."

"Naluto itu yata dak oppa?"

Meracau,Chaeyon jika sudah seperti ini menandakan bahwa dirinya mengantuk.
Jiwon hanya tersenyum lalu membawa tubuh gempal itu berbaring dikarpet bulu berwarna pink,membiarkan sang adik meracau sambil mengais-ngais kan tangannya ke udara.

"Oppa?"

"Iya Onie?"

"Oppa cayang Onie?"

"Sayang sekali."

"Onie duga cayang Oppa."

Kalimat terakhirnya,Chaeyon langsung mendusel menyamankan posisinya didada bidang Jiwon.
Dan terlelap.

Jiwon hanya terkekeh lalu mengecup pipi kanan sang adik.

••

Jiyon sekarang sedang duduk dibangku yang ada disamping lapangan basket disekolahnya,ia memperhatikan beberapa teman seangkatannya yang sedang bermain basket.

Seketika dia ingat pada waktu Jiwon masih bersekolah,Jiwon lah yang selalu hadir di lapangan itu,menguasai lapangan basket bak miliknya sendiri.

"Hai?"

"Eh?Iya?"

"Aku boleh duduk disini?"

"Ah,iya silahkan."

Jiyon sedikit bergeser,lelaki menjulang tinggi itu pun langsung duduk disampingnya,

"Kenapa disini Jiyon?aku melihat kawananmu berada di kantin semua."

Ujar Huo Leang,teman seangkatan Jiyon yang berbeda kelas.

Jiyon hanya menatapnya sekilas,lalu kembali berfokus pada permainan basket yang tidak jauh dari pandangan mereka.

"Aku malas kekantin."

"Eum begitu,lucu ya?"

"Apanya yang lucu?"

"Lucu saja,aku baru menyadari kau secantik ini jika berada sangat dekat dipandangan."

Blush.

Pipi Jiyon terasa memanas,dengan cepat Jiyon memukul lengan kiri milik lelaki kelahiran Hongkong itu.
Membuat siempunya terkekeh,lalu kembali memandang wajah memerah milik Jiyon.