•105•

699 53 3
                                        

••

1 year later ~

-_-!

"Diamlah Oppa!Onie sedang belajar!apa Oppa tidak bisa lihat?!"

Jiyon menatap Chaeyon dengan sebelah alisnya terangkat.
Chaeyon menghela nafas berat dan sedikit meninggikan suaranya.

Jiyon mengendikkan bahunya acuh dan berjalan keluar dari kamar adiknya itu.
Chaeyon merasakan kepalanya sakit seketika,entahlah perasaan campur aduk seperti ini sering kali datang menguasai dirinya.

"Onie,bunda masuk ya."

Chaeyon tidak menjawab,Jungkook lantas masuk kedalam kamar putrinya dan berjalan kearah Chaeyon yang posisinya berada dimeja belajar.
Tangannya bergerak mengusap pucuk kepala Chaeyon.

"Bunda,kenapa Onie belakangan ini sering merasakan ada hal yang aneh menguasai diri Onie."

"Contohnya sayang?"

"Yeah,Onie sering kali marah mudah terpancing emosi."

Jungkook tersenyum kecil,dan mendudukkan dirinya tepat disamping Chaeyon.

"Itu tandanya Onie banyak pikiran,iya kan?"

Chaeyon menghembuskan nafasnya dengan kasar,dan menyandarkan tubuhnya pada kepala kursi.
Jungkook lagi-lagi mengusap pucuk kepala anak bungsu nya itu.

"Apa ini ada kaitannya dengan Yunjae?"

Chaeyon hanya diam pandangannya seketika kosong.
Jungkook mengangguk paham,semenjak kejadian itu Chaeyon dan juga Yunjae sangat berjarak.
Bahkan anak dari sahabatnya itu langsung memindahkan dirinya dari sekolah Chaeyon.

"Onie tidak salahkan bunda?menampar wajahnya karna bertengkar hebat membahas masalah hubungan kami?"

"Jika dari pendapat bunda,itu tidak salah namun sangat kasar tapi tentu saja beda lagi dengan apa yang dirasakan oleh Yunjae."

"Ck,Onie sudah sering mengatakan diumur sekarang bukan saatnya untuk berpacaran atau apalah itu!tapi Yunjae selalu saja–akhh!"

"Yang bunda lihat,Yunjae amat sangat mencintai Onie."

••

"Lupakan saja!"

Haneul berjalan deluan meninggalkan Jiwon.
Pemuda tampan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya,dan berlari mengejar 'kekasihnya' itu.

Jiwon berhasil meraih tangan Haneul,dan memutar paksa tubuh mungil itu agar berbalik dan masuk ke pelukannya.

"Jangan memancing emosiku."

Jiwon langsung membawa Haneul kearah mobilnya.
Tak lupa Jiwon langsung mengunci pintu mobil tersebut.
Haneul hanya diam,membuang pandangannya kearah lain.

"Ada apa denganmu baby?"

Jiwon mengusap pipi Haneul dengan halus,siempunya tidak merespon sama sekali.
Jiwon jengah dan menarik paksa dagu Haneul agar menatap kearahnya.

Tanpa basa-basi,Jiwon langsung menubrukkan bibir keduanya.
Lumatan kasar diberikan Jiwon,Haneul sedikit kewalahan mengimbangi permainan ciuman itu.

"Eumh–"

Lidah dipaksa untuk menerobos masuk,saling bergelut tidak ada yang ingin mengalah.
Saliva mengalir begitu saja membasahi leher Haneul.

"Eumh–ah Jiwonie."

Ciuman Jiwon turun kebawah bagian leher putih mulus milik Haneul.
Lidah Jiwon beradu menyesap leher Haneul,siempunya lantas mendongakkan kepalanya.

"Aghh–eung–"

Jiwon mendengus dan menjauhkan wajahnya dari leher Haneul.
Tangannya meraih dua lembar tisu untuk mengusap leher dan dagu kekasihnya itu.

"Manis."

"Huh!dasar mesum!"

••

T B C 🔫

Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang