••
Haneul meletakkan gelasnya diatas meja makan,menarik nafas sekilas dan mendudukkan dirinya disana.
Mata bulatnya menatap kosong kearah gelas yang tidak bersalah itu.
Jiyon berjalan memasuki dapur,langkah awal yang sangat bersemangat menjadi tertahan begitu melihat seseorang tengah duduk termenung.
"Hai,kenapa merenung?"
Sapa Jiyon begitu melewati Haneul dan berjalan kearah kulkas,seperti biasanya mengambil sekotak susu sapi murni.
Haneul sedikit terlonjak dan menggelengkan kepalanya kecil.
Jiyon menghela nafas dan ikut mendudukkan dirinya tepat didepan Haneul.
"Jiyon,diusia berapa kau menikah dengan Leang Hyung?"
"Eum–setelah lulus SMA sekitar 18 tahunan–ah tidak,sedikit menunda beberapa bulan dan setelah itu dia datang melamarku."
Haneul mengangguk paham dan kembali menatap kearah gelas kosongnya.
Jiyon meneguk sekali lagi susu sapi murni miliknya dan menatap lurus kedepan.
"Jika kau keberatan dengan pernikahan ini,kau bisa membatalkannya."
"Apa?!"
Haneul menatap tidak percaya kearah Jiyon yang ditatap hanya bisa tersenyum kecil.
Jiyon beralih mengenggam erat tangan kanan milik Haneul.
"Kau tidak bahagia,iya kan?"
"Bukan seperti itu Jiyon,hanya saja aku takut–nantinya Jiwon Hyung menyesal karena telah memilihku."
"Menyesal dalam hal apa?"
"Kita sesama lelaki bukan?tidak menutup kemungkinan kita akan hamil."
Deg!
Jantung Jiyon seolah-olah berhenti berdetak,ia kembali teringat akan dirinya yang sama sekali tidak bisa memproduksi anak seperti bundanya.
Genggaman yang semulanya erat perlahan Jiyon lepaskan begitu saja.
"Untukku,memang tidak mungkin karna aku tidak istimewa seperti bunda–"
"Maafkan aku Jiyon."
"Tidak apa-apa,tapi kau harus tahu satu hal–bahwa Jiwon Hyung sangat mencintaimu dan tidak akan ada penyesalan didalamnya."
"Eung aku percaya itu!dan kau juga sangat beruntung mendapatkan Leang Hyung yang amat sangat mencintai dirimu."
Jiyon lantas tertawa kecil mendengar penuturan dari Haneul.
"Katakan saja,bahwa kita berdua adalah orang yang paling beruntung dimuka bumi ini."
"Kau benar sekali Jiyon."
••
"Hoii!kenapa kau tidak keluar dari mobil?!"
Chaeyon menggedor kaca mobil milik Yunjae,siempunya mendelik tajam dan mengelus dadanya karna terlonjak kaget.
Chaeyon berekspresi tidak suka dari arah luar,membuat Yunjae mendengus dan berusaha mengabaikannya.
"Hei Yunjae!keluarlah!sebelum aku pecahkan kaca mobilmu ini!"
"Berisik!"
Yunjae berteriak namun tidak menatap kesamping.
Membuat Chaeyon mendengus dan pergi begitu saja.
Yunjae sedikit menoleh dan menatap Chaeyon yang sudah menjauh dari sana.
"Apa aku terlalu kasar?"
Yunjae bergumam sendiri,dan memutuskan untuk keluar dari mobil.
Sedikit berlari kecil mengejar Chaeyon yang sudah semakin menjauh.
Gadis cantik itu memasuki area bagasi mobil milik ayahnya.
"Onie?"
Chaeyon tidak menggubris panggilan dari Yunjae,ia justru berfokus pada sepeda lipat yang sudah cukup lama berada didalam bagasi.
"Maaf."
Yunjae menyentuh pergelangan tangan Chaeyon,siempunya tidak menolak.
Merasa mendapatkan izin Yunjae pun menarik Chaeyon perlahan agar menghadap kepadanya.
"Maafkan aku."
"Eum."
Pandangan keduanya bertemu,Yunjae tersenyum kecil dan memajukan wajahnya menghapus jarak diantara mereka berdua.
Chaeyon memejamkan matanya kala bibir Yunjae menyentuh permukaan bibirnya.
Ciuman yang cukup kaku untuk anak SMA dan juga ciuman pertama Chaeyon.
Yunjae menghisap secara bergantian bibir atas dan bawah milik Chaeyon.
Entah dorongan darimana,tangan Chaeyon bergerak naik dan melingkar nyaman dileher Yunjae.
"Emph–"
Tangan Yunjae semakin menarik pinggang ramping Chaeyon untuk ia rengkuh.
Permainan yang diciptakan oleh Yunjae mulai dinikmati oleh Chaeyon dan sedikit demi sedikit ia pun mulai membalasnya.
Melupakan pandangan menganga lebar yang diciptakan oleh Haneul dan juga Jiyon yang berada diambang pintu bagasi.
"Kita batalkan saja acara berbelanja hari ini Haneul."
"Iya kita batalkan saja."
••
T B C 🔫
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine!
РазноеIni book isinya cuman seputar keseharian keluarga Taehyung & Jungkook ❤️ BIJAKLAH DALAM MEMBACA! Published on,06 June 2019!
