•83•

710 64 0
                                        

••

Pendaratan pesawat yang ditumpangi Taehyung dan juga Leang sangat lancar.
Keduanya langsung bergegas menuju kesalah satu mobil yang memang sudah menunggu kedatangan mereka berdua.

Yeah,mobil sang kakek.

Mereka dibawa langsung menuju kerumah besar,kakek Richard Marx Engels.

"Tuan Taehyung,nona Lyn ada didalam dia tidak mengetahui kedatangan tuan."

Titah salah satu penjaga rumah besar itu,Taehyung menghela nafasnya dan berjalan masuk perlahan-lahan.
Leang tetap didepan guna menunggu kedatangan kakak iparnya yang berseling hanya satu jam dari mereka.

Taehyung seketika menghentikan langkahnya,begitu melihat Lyn yang tengah duduk manis dipinggir kolam ikan milik kakek nya.
Gadis yang sangat Taehyung sayangi.
Lyn mendengar derap langkah kaki dari arah belakangnya.
Senyumnya mengembang,ia berpikir bahwa itu adalah kakek nya.

"Kakek sudah pul–"

Kotak makanan ikan yang berada ditangan Lyn terlepas begitu saja dari genggamannya.
Matanya seketika panas,Taehyung perlahan mendekat,Lyn justru melangkah mundur.

"Kenapa kau kemari?"

"Untuk menjemput adikku."

"Bullshit!Kim Taehyung!aku bukan adikmu!"

Taehyung langsung berjalan dengan cepat menuju kearah Lyn,dan memeluknya dengan erat.
Lyn meronta dan memukuli punggung Taehyung.
Taehyung tidak peduli sekarang,ia hanya ingin memeluk adiknya.

"Hikss–apa yang kau lakukan hikss kenapa?!kenapa Taehyung?!"

"Maaf,semuanya sudah ku kembalikan.
Semuanya yang bersangkutan dengan itu."

"Hikss–hikss aku membencimu!aku sangat membencimu!"

Taehyung menerima pukulan yang dilayangkan adiknya pada punggungnya.
Rasa sakit ini tidak seberapa dengan rasa sakit yang ia berikan kepada keluarganya.

Leang masih duduk diam sambil menatap sekeliling nya,Berlin di siang hari seperti ini memang menakjubkan.

"Menantu Taehyung."

Leang sontak terkejut dan menoleh kearah belakang,pria paruh baya dengan rambut yang hampir memutih semua datang tiba-tiba.
Leang langsung berdiri dan membungkuk sopan.

"Kalian datang disaat yang tepat,ayo mari masuk."

Richard merangkul pundak Leang,tinggi keduanya hampir sama.
Mereka berjalan bersama memasuki rumah besar bak istana ini.
Leang memang baru pertama kali bertemu dengan kakek Richard,begitupun sebaliknya.
Tapi kakek Richard sudah mengetahui bahwa dia adalah menantu dari seorang Kim Taehyung.

"Silahkan duduk."

Leang mengangguk dan mendudukkan dirinya disalah satu sofa panjang.
Sedangkan kakek Richard duduk di sofa single.

"Ah,Jiwon terlambat datang?"

"Iya kakek,Jiwon Hyung terlambat satu jam dari kami."

"Eum–tidak masalah,Huo Leang."

Leang mengerjapkan matanya beberapa kali,bahkan nama lengkapnya saja diketahui oleh kakek Richard.

"Jiyon bercerita banyak tentangmu sampai kakek bisa mengingat semuanya."

Oh–begitu rupanya.

••

Jiyon berbaring santai diatas tempat tidur milik Chaeyon.
Siempunya sendiri,duduk merenung menghadap kearah jendela kamarnya.
Setelah momen dimarahi oleh bunda keduanya menjadi linglung seketika.

"Oppa?"

"Eum?"

"Memangnya ada masalah apa sampai keluarga kita menjadi seperti ini?"

Jiyon menelan ludahnya sendiri,lantas mendudukkan dirinya.
Menatap Chaeyon yang juga menatap kearahnya.
Memang sejak awal,Chaeyon tidak mengetahui permasalahan yang menimpa keluarga mereka.
Dan memang tidak boleh diberitahu.

"Tidak ada."

"Bohong,jika tidak ada?lalu kenapa bunda marah ketika kita berdua akan menelpon ayah?lalu kenapa nenek mengatakan bahwa beban pikiran bunda jangan sampai bertambah?lalu kenapa kita kemari menghindari ayah Jiwon Oppa dan Leang Oppa,kenapa!?Oppa,Onie sudah besar Onie jelas tahu dan bisa berpikir."

Jiyon membenarkan perkataan Chaeyon.
Salah besar,jika mereka menganggap Chaeyon tidak mengerti semua ini.
Sudah jelas anak itu bisa mengetahuinya.

••

T B C 🔫

Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang