•97•

709 52 2
                                        

••

Jiwon berdecak tidak suka menatap tajam kearah ayahnya dan juga bundanya.
Taehyung menaikkan sebelah alisnya,tanda tanya yang cukup membuat Jiwon muak sekarang.

"Kenapa mendadak bunda?"

"Iya,karna ayah juga memegang kendali perusahaan kakek Richard,jadi mau tidak mau suka tidak suka bunda dan ayah harus bepergian seperti ini."

Jiwon lagi-lagi mendengus kasar,melirik kearah Jiyon dan Chaeyon yang tengah tersenyum manis kepadanya.

Jiyon dan Chaeyon memang menyukai hal seperti ini,dimana nantinya Jiwon akan kesusahan sendiri dan akhirnya meminta bantuan kepada Haneul.

"Apa?kenapa tersenyum?"

"Ah tidak hyungie."

Jiyon menyahut santai sedangkan Chaeyon hanya menggelengkan kepalanya kecil.
Jungkook sedikit terkekeh,ia menyadari sebagian besar inilah rencana dari kedua anaknya itu.

Taehyung langsung merangkul pundak sempit istrinya,dan berpamitan dengan ketiga anaknya.
Lantas berjalan menjauh dari sana,menuju kearah pesawat yang sebentar lagi akan lepas landas.

"Ayo pulang."

Titah Jiwon berjalan lebih dulu sambil menggenggam erat tangan si bungsu,meninggalkan Jiyon begitu saja membuat teriakan tidak suka keluar dari mulut siempunya.

••

Haneul berdecak tidak suka pasalnya dirinya tidak bisa mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara.
Tangannya mengacak-acak selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Demam secara tiba-tiba begini memang sangat menyusahkan.

Tok! Tok!

"Onie masuk ya Oppa!"

"Silahkan."

Chaeyon membuka perlahan-lahan pintu kamar baru milik Haneul.
Senyuman Chaeyon mengembang begitu pandangannya bertemu dengan Oppa nya.
Haneul ikut tersenyum kecil.

Chaeyon menutup kembali pintu tersebut,dan berjalan perlahan memasuki kamar dengan kedua tangannya membawa sebuah nampan yang berisikan semangkuk bubur,satu buah apel dan juga jus wortel.

"Ayo Oppa,dimakan dulu."

Haneul mendudukkan dirinya,Chaeyon menaruh nampan tersebut diatas ranjang.
Merasa tidak cukup,Chaeyon melirik meja belajar kecil yang ada diujung ruangan.

"Pegang sebentar okay,Onie ambil itu dulu."

Haneul mengangguk paham,Chaeyon pun bergegas menuju keujung ruangan tangannya bergerak membawa meja kecil tersebut.
Dan ditaruh diatas ranjang,agar menjadi penyangga nampan yang tadi.

"Sudah,selamat makan Oppa!"

"Terima kasih banyak Onie."

"Sama-sama Oppa."

••

Jiwon merotasi bola matanya terlampau malas begitu melewati kamar Haneul ia dapat mendengar percakapan keduanya didalam disana,antara Chaeyon dan juga Haneul.

Langkah kaki panjang Jiwon menuju kearah dapur,sialan dia melupakan sarapan setelah mengantarkan kedua orang tuanya.
Tangan Jiwon aktif menuangkan sereal kedalam mangkuk dan juga susu coklat dingin.

"Hyungie,kenapa susu dingin?perlu Jiyon hangatkan?"

"Tidak."

Jiyon menahan tawanya begitu mendengar penolakan telak dari mulut Hyung nya.
Rupanya Jiwon sedang marah kepadanya,mungkin soal kemarin pembicaraan tentang Jiwon dan juga Haneul.

"Hyungie jangan marah."

Jiwon melirik sekilas dan kembali acuh tak peduli sama sekali.
Jiwon menyuapkan sesendok demi sesendok sereal tersebut kearah mulutnya dengan tangan kiri sibuk memegangi ponselnya.

Jiyon ikut mendudukkan dirinya tepat didepan Jiwon.
Menatap mata tajam yang sama sekali tidak menatap kearahnya.

"Jika ingin menganggu,jangan sekarang Hyung sedang makan."

"Baiklah,selesai makan Jiyon ganggu lagi.
Dadaaah pemarah."

Jiwon menggelengkan kepalanya jengah,Jiyon tertawa terbahak-bahak dan berlari keluar dari dapur.

Braaak!

"HUAAAA!SAKIT!"

"HAHAHAHAHA–RASAKAN ITU!"

Tawa Jiwon lepas begitu saja,saat mengetahui Jiyon menabrak tembok ketika berlari keluar dari dapur.

••

T B C 🔫

Hai?apa kabar?ada yang masih menunggu?telat banget ya?
Telat ga!?telat ga!?
TELAT LAH!MASA ENGGAK!
:))

Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang