Moon's Kitchen (75)

3.3K 377 137
                                    

Hi I'm back everyone 😏

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"hahahahhahahahahahaha"

"Sssshhttt… jangan keras keras.. Nanti Mama bangun" Taeil berbisik pelan.
"Tapi papa juga belhentiii dooong hahahahahha" Haechan terus terusan mengeliat dan tertawa karena Taeil mengelitiki perutnya.

"Iya… iya.. Ini Papa berhenti" Taeil tersenyum dan berhenti mengelitiki Haechan lalu gantian memeluk putra semata wayangnya.

"Mama belum bangun.. Kata Om Tae, kalo Nono belum bangun bobonya kaya kelbau.. Hihihihihi" bisik Haechan yang langsung tertawa pelan.

"Mama bobonya kaya kelbau hihihihihi" Haechan terus tertawa. Taeil mengangkat kedua alisnya mendengar kerandoman putranya di minggu pagi ini.

"Mama ga kaya kerbau.. Mama itu tampan sekali loh. Mana ada kerbau yang cantik dan tampan seperti Mama?" Bisik Taeil pada putranya.

Haechan hanya tertawa pelan mendengar jawaban Taeil. "Kalo gitu Mama kelbau yang tampan" bisik Haechan yang terus terusan tertawa. Taeil kembali membelalakkan matanya dan ikut tertawa.

"Kalau Mama kerbau Echan juga kerbau… kan Echan keluar dari perut Mama…" Taeil mencubit hidung Haechan dengan gemas.

"Tapi kan Echan anak papa" Haechan sedikit mengangkat tubuhnya untuk berbisik di telinga Taeil lalu kembali tertawa cekikikan dan meletakkan kedua tangan kecilnya di pipi Taeil.

"Kalau anak Papa, berarti boleh dong kalo Papa minta cium? Papa belum dapet ciuman selamat pagi dari Echan nih" Taeil mengelus tangan kiri Haechan yang menempel di pipi kanannya. Haechan terus tertawa dan langsung mengecup pipi kanan Taeil.

"Yang kiri juga…" Taeil mengangkat kepalanya agar Haechan bisa mencium pipi kirinya.

"Yang atas juga yang atas" Taeil menunjuk dahinya. Haechan terus tertawa sembari menciumi wajah Taeil.
"Nah gitu dong.. Ini baru anak Papa" Haechan tertawa semakin keras saat Taeil menciumi wajahnya.

"Kalo cuma anak Papa ngapain kamu di perut Mama 9 bulan lebih hmm?" Haechan dan Taeil berhenti tertawa dan membelalakkan matanya saat mendengar suara Doyoung.

"Kalo kamu anak Papa doang harusnya di perut Papa dong.." Doyoung menggeser tubuhnya, merapat pada Haechan dan memeluk putra semata wayangnya dengan mata masih terpejam.

"Eh kelbaunya bangun!" Bisik Haechan sembari kembali tertawa. "Hiiiiih kamu tuh" Doyoung membuka matanya dan mencubit hidung Haechan dengan agak keras.

"Mamaaaa… sakiiit" Haechan membalik tubuhnya agar menghadap Doyoung lalu meremas hidung Doyoung dengan tangannya.

Doyoung hanya tersenyum dan langsung menghujani Haechan dengan ciuman.
"Mamaaaaaa…" Haechan menjerit, mengeliat, berusaha menghindari Doyoung. "Kalau bilang Echan cuma anak Papa lagi, mama kasih echan ciuman yang banyak" Doyoung.

Haechan diam menatap Doyoung dan tersenyum "Echan cuma anak Papa Taeil" bisik Haechan yang kemudian kembali tertawa terbahak bahak saat Doyoung menghujaninya dengan kecupan tidak hanya di wajah tapi juga di tangan dan di perut.

"Hahahahahahahahhaha hahahahaha" Haechan terus tertawa kegelian.

"Anak siapa?" Tanya Doyoung berhenti menciumi Haechan.
"Anak Papa Taeil dan Mama Doyoung" jawab Haechan yang masih terengah engah karena terus tertawa. Doyoung tersenyum dan memeluk Haechan sambil menciumi pucuk kepala putranya

"Nah gitu dooong… kan Mama yang dulu bawa Echan kemana mana" Doyoung.
"Papa juga bawa Echan kemana mana!!" Haechan protes dan mendorong pelan tubuh Doyoung.

[END] Life of Immortals Pt.1 [JohnTen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang