✨Jangan lupa Vote dan Comment✨
***
"Hahahaha balita memang terkadang seperti itu. Mereka masih suka meniru. Kalau Nana dan Dery mungkin karena ada Mark jadi mereka lebih sering meniru kakak mereka dibanding orang tuanya" Himchan tertawa sembari menimang nimang Junhong dalam pangkuannya saat Winwin mengeluhkan Renjun yang semakin sering memanggil Winwin dan Yuta hanya dengan nama.
"Jeno waktu kecil juga memanggilku Ay hahahah tapi lama lama berhenti sendiri" Taeyong tertawa mengelus perutnya.
"Pelan pelan saja setiap dia panggil Yuta atau Winwin beritahu dia kalau Kau dan Yuta lebih suka jika dipanggil dengan sebutan Papi dan Baba. Sekalian coba lebih hati hati untuk tidak memanggil satu sama lain dengan nama saja saat di hadapan Renjun" Himchan.
"Kadang Winwin lupa. Kan Winwin dan Yuta sudah lama sekali jadi mate tanpa anak, jadi kami terbiasa berdua memanggil nama satu sama lain. Lalu setelah ada Injun kebiasaan kami masih terbawa. Padahal sebentar lagi yang ini juga lahir" Winwin menunjuk perut buncitnya.
"Hahahahaha iya sih.. Ya kalau ingat lagi langsung ganti sebutan. Dulu aku dan Yongguk juga suka lupa tapi kalau ingat kami langsung ganti sebutan jadi Papa dan Papi lagi" Himchan. "Nanti lama lama Renjun juga berhenti kok..."
"Ngomong ngomong yang ini kapan lahir?" Tanya Himchan sembari mengelus perut Winwin.
"Dua bulan lagi" Winwin menunjukkan dua jari tangan kanannya pada Himchan. "Waaaah sebentar lagi dong" Himchan. Winwin mengangguk."Mulai besok Winwin juga sudah tidak bekerja kan?" Tanya Taeyong. Winwin mengangguk. Ia memang sudah janji pada Yuta untuk berhenti bekerja saat kehamilannya menginjak usia 7 bulan.
"Sudah siapkan nama?" Tanya Hinchan. Winwin menggeleng "kami juga sengaja tidak mengecek anak kedua ini laki laki atau perempuan" jawab Winwin. "Tapi kalau nama sih akhir akhir ini Yuta mulai cari cari.. Yuta ingin nama Jepang untuk anak kedua kami"
"Aaah.. Gantian ya karena Renjun pakai nama China?" Himchan. Winwin mengangguk.
"Chan! Nanti Yongguk menjemput kalian kan kesini?" Tanya Ten yang kini masih mengobrol dengan Jungwoo di sofa. Membicarakan makanan pendamping untuk Kun. Ten memutuskan untuk mulai mencoba memberi Kun makanan pendamping mulai besok setelah berkonsultasi dengan Jungwoo dan Jaehyun tadi.
"Iya.. Nanti Yongguk kesini menjemput kami" jawab Himchan.
"Makan malam disini sekalian ya? Mina ingin makan mie dari kedai temannya Mark. Ini mau aku pesankan sekalian" Ten.
"Boleh. Terimakasih Ten" Himchan tersenyum.***
"Bagaimana? Mau coba dulu?" Tanya Taeil pada Minhyung. Taeil, Doyoung, Minhyung, Mark, Mina dan Jongup kini sedang mengerumuni Choco tart buatan Taeil dan Haechan di meja makan.
"Kalau tiba tiba kau mual, pusing, atau merasakan gejala keracunan lain bilang saja. Ada tiga dokter disini" Doyoung memperingatkan Minhyung dengan serius.
"Mamaaaa.. Masakan Echan ga beracuuun" protes Haechan.
"Ya kan kamu gatau Chan.. Kan kamu ga makan" Doyoung.
"Ga.. Gak kok. Bahan bahannya bagus semua dan kami benar benar ikut instruksi dari resep. Tidak ada bahan atau proses yang aneh" Taeil. Minhyung menatap Taeil dengan ragu"Uppie mau boleh?? Uppie mauuu" Jongup menelan air liurnya melihat choco tart yang terlihat menggiurkan dan dihias cantik.
"Nanti dulu ya... Kalau sudah lulus tes cicipnya Om Minhyung, Jongup boleh makan ini" Taeil.
"Jongup harus izin papi dulu. Kalau papi bilang boleh nanti Jongup boleh makan choco tartnya" Doyoung masih khawatir kalau kalau choco tart buatan Taeil dan Haechan tidak bisa dimakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Life of Immortals Pt.1 [JohnTen]
FanfictionDalam kurun waktu kurang dari dua tahun, hidup Johnny berubah total. Johnny Seo, vampir berdarah murni yang selalu mengasingkan diri dari kaumnya, dan memilih berbaur dengan manusia kini menjadi ayah dari 3 anak vampir. 1 darah campuran dan 2 darah...