Holding Hands (72)

2.8K 375 156
                                    

Lama banget ga up cerita ini 😭
Maaf ya, Lu lagi sibuk banget kemarin kemarin. Dan sempet stuck jadi ga nerusin nulis berhari hari

✨Jangan lupa Vote dan Comment✨

***

"Ini bukan tempat kelja Mama…" Jeno mengernyitkan dahinya saat mobil Jaehyun memasuki gedung yang sangat besar dan bertingkat.

"Iya.. Ini namanya kantor stasiun TV... Disini ada studio yang digunakan untuk membuat acara acara tv yang Nono lihat dari rumah" Jaehyun menjelaskan sembari mencari spot kosong untuk memarkirkan mobilnya.

"Nono mau masuk tv hali ini? Mama bilang hali ini Nono cuma mau lihat lihat dan di foto?" Jeno mengernyitkan dahinya.
"Iya.. Hari ini Nono akan lihat lihat stasiun tv dan nanti setelah dari sini, kita akan coba melakukan pemotretan. Nanti kita lihat Nono suka atau tidak" Jaehyun memarkirkan mobilnya dan melihat kaca spion. Membenarkan beannie di kepalanya, merapihkan kumis dan janggut tipisnya untuk yang terakhir kali sebelum turun dari mobil, lalu menoleh ke kursi belakang.

"Setelah hari ini, baru kita bicarakan lagi Nono mau lanjut masuk tv atau berhenti sampai sini. Bagaimana?" Jaehyun menatap Jeno dengan mata berwarna biru keruh.
"Oke" Jeno mengangguk setuju dan melepas sabuk pengaman kursi bayinya.

Jaehyun keluar dari mobil dan membuka pintu belakang untuk Jeno. "Pa? Besok Nono duduknya gausah pake ini lagi ya? Sempit" Jeno. 

"Hahahaha.. Oke oke.. Nanti kursi Jeno Papa ganti ya? Jeno sudah jadi big boy ternyata" Jaehyun tersenyum memperhatikan Jeno yang turun sendiri dari mobil. Usia Jeno masih belum empat tahun, tapi Jeno tumbuh sangat cepat dan terlihat hampir sama besarnya dengan Mark.

"Gak.. Nono gak mau pake kursi bayi lagi. Nono big boi jadi mau duduk di depan" Jeno mendongak ke atas, menatap Jaehyun dan cemberut.

"Oke oke.. Nono tidak pakai kursi bayi lagi" Jaehyun tersenyum dan menutup pintu mobilnya sebelum kemudian bergandengan tangan dengan Jeno memasuki gedung.

"Nono ingat yang sudah di ajarkan Mama? Nama Nono siapa sekarang?" Tanya Jaehyun.
"Lee Jeno" Jeno tersenyum lebar, berjalan beriringan dengan Jaehyun.

"Usia?"
"Lima tahun"

"Papa?"
"Popa, Lee Taeyong, halaboji Lee Sooman, samchon Lee Donghae"

"Mama?"
"Itu infolmasi plibadi. Jangan jawab peltanyaan dari orang asing"

"Kalau terpaksa harus jawab?"
"Mama Jeno sudah meninggal"

"Lalu sekarang Lee Jeno datang dengan siapa?" Jaehyun menghentikan langkahnya dan menatap Jeno sambil mengusap janggut tipisnya.

"Tidak boleh ada infolmasi untuk olang asing"
"Kalau terpaksa?"

"Kakak Mama, angkel Jepli yang tinggal di London dan sedang belkunjung ke Kolea" Jeno tersenyum lebar.

"Goodboy"

***

"Hai Jenooooo" Donghae tersenyum lebar dan berjongkok lalu merentangkan tangannya.

"Samchoooon…" Jeno berlari dan langsung memeluk Donghae. "Samchon kangen sekali dengan Jeno. Kesini dengan siapa?" Donghae melepaskan pelukannya dan menatap Jeno.

"Pa.." Jeno berhenti menjawab saat melihat Donghae mengangkat kedua alisnya.
"Ah.. Jeno kesini dengan angkel Jepli. Kakaknya Mama" Jeno tersenyum.
"Hahahah good boy.." Donghae tertawa dan kembali berdiri.

"Lama tidak bertemu, Jae" bisik Donghae sambil memeluk Jaehyun. "Yah, kita sama sama sibuk. Kau juga tidak lagi tinggal dengan Sooman" Jaehyun.

"Aku tidak suka rumah Appa... Terlalu besar dan sepi. Lebih nyaman di apartemen" Donghae.

[END] Life of Immortals Pt.1 [JohnTen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang