✨Jangan lupa vote dan comment✨
***
Winwin berhenti berjalan dan mengelus perutnya saat melihat Yuta ketiduran sambil duduk di kursi meja makan. Winwin sangat ingin ke toilet sekarang dan juga lumayan haus. Ia sudah menahan sejak dini hari tadi.
Semalaman Winwin tidak bisa tidur, perutnya kram, pinggangnya sakit, kakinya pegal dan Renjun terus menangis sampai kelelahan lalu tidur sendiri. Winwin bahkan tidak bisa menenangkan Renjun karena Renjun menolaknya terus menerus. Winwin juga mengabaikan panggilan panggilan dari Mama dan Babanya.
Winwin meremas ujung piyamanya, ia sangat ingin ke toilet sekarang. Namun untuk pergi ke toilet ia harus melewati Yuta.
Winwin menghela nafas dan berjalan perlahan sembari memegangi perutnya. Winwin mulai berjinjit pelan dan berjalan dengan hati hati, melewati belakang kursi Yuta dan kemudian berlari kecil menuju kamar mandi dan buru buru menutup pintu.
Yuta menghela nafas dan mengangkat kepalanya, menatap pintu kamar mandi yang baru di tutup Winwin.
***
"Semalam Yuta bawakan darah paling baru. Minum dulu ya?"
Winwin tersentak saat melihat Yuta tersenyum padanya dan berdiri di dekat meja makan. Winwin segera memalingkan wajahnya dan berjalan terburu buru hendak kembali ke kamar.
"Minum dulu Win.. Haus kan? Ini darahnya masih baru." Yuta menahan tangan Winwin yang hendak melewatinya. Winwin menoleh pada Yuta dengan mata berkaca kaca.
"Minum dulu ya? Kawauso juga pasti haus kan?" Bujuk Yuta dengan lembut. Winwin menggigit bibirnya menahan tangis.
"Please..." Bisik Yuta. Winwin menghela nafasnya dan kemudian berjalan ke arah meja makan dengan perlahan.
Yuta tersenyum dan bergegas menarik kursi untuk Winwin duduk, lalu menggeser gelas berisi penuh dengan darah dan ikut duduk di kursi sebelah Winwin.
Winwin tanpa bersuara mulai minum darahnya perlahan. Tangannya terus mengelus perutnya yang sejak tadi agak kram. Mungkin karena Winwin stress akhir akhir ini.
"Kawauso bagaimana?" Tanya Yuta perlahan. Sejak tadi Yuta terus memperhatikan raut wajah Winwin yang sepertinya merasa tidak nyaman.
Kehamilan Winwin kali ini lebih sulit dari saat Winwin hamil Renjun. Meski Winwin tidak punya masalah dengan napsu makan ataupun morning sickness, namun karena berat badan Winwin naik dengan drastis dan cepat, membuat Winwin sering mengeluhkan pinggang dan kakinya pegal. Kulit perutnya juga sering gatal karena meregang dengan cepat. Dan yang membuat Yuta paling kesusahan adalah mood Winwin yang di kehamilan kali ini sangat mudah berubah ubah.
"Winwin baik baik saja kan?" Tanya Yuta. Winwin meletakkan gelasnya yang sudah kosong di meja dan menatap Yuta. Air mata mulai menetes dari kedua bola mata Winwin.
"Perut Winwin kram.. Pinggang Winwin pegaaaaal... Tidak bisa tiduuur... Hwaaaa...." Winwin menangis dan merengek pada Yuta.
Yuta segera memeluk matenya dan mengelus pelan punggung Winwin.
"Maaf ya.. Maafkan Yuta..." Bisik Yuta pada Winwin yang terus menangis. "Winwin mau pulaaaaang... Hiiksss..." Tangis Winwin.
"Iya... Iya.. Kita pulang ke Beijing." Yuta.
Winwin langsung berhenti menangis dan melepaskan diri dari pelukan Yuta. Winwin membelalakkan matanya, menatap Yuta dengan pandangan tidak percaya. Padahal kemarin Yuta masih tidak mau mengizinkan Winwin kembali ke Beijing.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Life of Immortals Pt.1 [JohnTen]
FanfictionDalam kurun waktu kurang dari dua tahun, hidup Johnny berubah total. Johnny Seo, vampir berdarah murni yang selalu mengasingkan diri dari kaumnya, dan memilih berbaur dengan manusia kini menjadi ayah dari 3 anak vampir. 1 darah campuran dan 2 darah...