Bagian anak anak do bonbin belum jadi.. Hahaha masih bolong bolong di bagian bonbinnya. Jadi chapter ini buat para orang tua dulu ya...
✨Jangan lupa vote dan comment✨
***
"Tidak jadi ke rumah sakit?" Taeyong heran saat melihat Jaehyun masuk ke kamar Jeno dan membantunya memunguti mainan Jeno yang berserakan.
"Engga deh... toh aku tak ada operasi atau janji penting hari ini. Nanti biar pasienku aku alihkan ke dokter lain yang jaga" Jaehyun melepaskan rel rel kereta yang sudah di susun Jeno dan memasukkannya ke kotak mainan.
"Kasihan pasien pasienmu ay..." Taeyong.
"Aku mau disini menemani mateku... lagipula pasien pasienku hari ini hanya perlu pengecekan rutin biasa. Nanti kalau ada masalah pasti aku di hubungi. Aku disini saja membantumu..." Jaehyun tersenyum lembut pada Taeyong. Ia merasa kasihan saat melihat Taeyong kerepotan mengurus Jeno dan rumah mereka, dalam keadaan berbadan dua."Yasudah.. Kau teruskan yang ini, aku akan membereskan pakaian yang tadi Jeno acak acak" Taeyong. Jaehyun mengangguk.
Taeyong tertawa dan perlahan berdiri lalu berjalan menuju lemari Jeno, membereskan kekacauan yang di lakukan putranya pagi ini.
"Kau mau pakai maid saja?" Tanya Jaehyun. Jeno itu tidak bisa diam dan sering sekali membuat rumah berantakan, sementara Jaehyun jarang di rumah saat siang dan Taeyong sedang hamil.
"Aku rasa tidak perlu Jae.. Aku masih bisa kok. Dulu juga saat hamil Jeno kan kita tidak pakai maid, kecuali saat di mansionmu sebelum lahiran Jeno. Itupun tugas mereka hanya membersihkan mansion beberapa hari sekali. Tidak setiap hari " Taeyong mulai melipat kembali baju baju Jeno.
"Tapi kan dulu tidak ada Jeno.. Sekarang sudah ada Jeno, dan kau juga bekerja. Nanti kalau perutmu semakin besar pasti kerepotan" Jaehyun.
"Aku tidak suka kalau setiap hari ada manusia disini. Nanti aku jadi semakin ingin menggigit manusia Jae... kau tahu sendiri kan, anakmu yang ini lebih tergila gila membuatku terus terusan menggigit manusia daripada Jeno saat di dalam perut dulu. Bukan cuma Minhyun, dia juga suka sekali darah soohyuk.. Dan mungkin manusia lain" Taeyong mengelus perut buncitnya.
"Yasudah kalau begitu... Tapi jangan kelelahan ya.." Jaehyun yang sudah selesai membereskan mainan Jeno duduk di samping matenya dan mencium pelipis Taeyong.
"Kalau kau lelah dan pekerjaan rumah masih banyak, tinggalkan saja. Nanti aku yang akan menyelesaikannya" Jaehyun.
"Iya... Aku juga sudah mengurangi pekerjaanku kok di agensi. Jangan khawatir" Taeyong menyandarkan kepalanya di bahu Jaehyun, berhenti melipat baju Jeno untuk sesaat.
"Ingat... bulan ke 7 atau ke 8 aku mau kau cuti total" Jaehyun.
"Iya.. Iyaaa..." Taeyong tertawa pelan mendengar ucapan Jaehyun."Terimakasih ya Tae..." Bisik Jaehyun. Taeyong tertawa.
"Sama sama..." Balas Taeyong"Memangnya kau tahu aku merasa berterimakasih untuk apa?" Jaehyun.
"Tau.. Kau kan sudah terlalu sering mengatakannya. Terimakasih sudah menjadi matemu, sudah mengandung anakmu, sudah melahirkan Jeno, sudah menjadi Mama yang baik untuk Jeno dan calon anak kedua kitaㅡ walaupun yang ini aku agak kurang setuju" Taeyong."Kenapa? Kau Mama terbaik untuk mereka" Jaehyun.
Taeyong mengangkat kepalanya dan menatap Jaehyun.
"Terkadang aku merasa aku bukan Mama yang baik. Saat marah pada Jeno, saat mengeluh karena Jeno, saat kehilangan kesabaran ketika anak itu berulah, saat aku merasa lelah dan diam diam menyalahkan Jeno... " bisik Taeyong.Jaehyun menggeleng dan merengkuh bahu Taeyong yang kembali bersandar padanya.
"Tidak.. Kau itu sangat baik dan hebat sayang... jadi Mamanya Jeno itu tidak mudah. Apalagi sebentar lagi kau akan jadi Mama untuk Jung junior yang ini juga... Kau sangat sangat sangat hebat... kau Mama terbaik untuk mereka" Jaehyun tersenyum dan mengelus perut Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Life of Immortals Pt.1 [JohnTen]
FanficDalam kurun waktu kurang dari dua tahun, hidup Johnny berubah total. Johnny Seo, vampir berdarah murni yang selalu mengasingkan diri dari kaumnya, dan memilih berbaur dengan manusia kini menjadi ayah dari 3 anak vampir. 1 darah campuran dan 2 darah...